Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah menargetkan layanan air bersih di Jakarta pada 2030 mencapai 42,6 meter kubik per detik dengan tingkat ketahanan air di level 82,34%.
Saat ini, air baku di ibu kota Indonesia tersebut hanya 17,8 meter kubik per detik. Sebanyak 83% yang dipasok dari Kanal Tarum Bara, 16% dari Sungai Cisadane, dan sisanya dari Kali Krukut.
Padahal, idelanya, dengan jumlah penduduk mencapai 9,6 juta jiwa, pada tahun ini, Jakarta membutuhkan layanan air 23,1 meter kubik per detik.
Hingga 2010, cakupan layanan air bersih perpipaan baru mencapai 44% atau 4,2 juta jiwa melalui 806.000 SR, dengan tingkat kehilangan air mencapai 46%.
Penduduk Jakarta yang tidak mendapatkan layanan air bersih, masih mengandalkan sumber air tanah yang dalam dan dangkal sehingga tidak heran terus menggerus permukaan tanah.
Firdaus Ali, Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jakarta, mengatakan untuk dapat memenuhi kebutuhan air baku, Jakarta membutuhkan dana sedikitnya Rp241,3 triliun.
Dia menjabarkan SPAM Jatiluhur Rp3,5 triliun, kemudian revitalisasi Tarum Barat Rp1 triliun, revitalisasi 5 sungai Rp1,8 triliun, Waduk Karian Rp5 triliun, dan kemudian Giant Sea Wall Rp230 triliun.
Menurutnya, langkah dekat yang bisa diambil pemerintah untuk menambah kapasitas air baku ialah dengan merivitalisasi lima sungai, dari 13 sungai yang dimiliki Jakarta.
“JIka kita bisa membersihkan Banjir Kanal Timur, Ciliwung, kali Sekretaris, Krukut, dan Pesanggrahan, paling tidak Jakarta bisa menambha 2,5 meter kubik per detik,” jelasnya, saat dihubungi Bisnis, Kamis (26/9/2013).
Ironis memang, Jakarta yang memiliki 13 sungai dengan 76 anak sungai dan 41 situ dan danau kekurangan air baku dan cakupan yang masih sangat minimal.
Padahal, jika pemerintah memiliki komitmen lebih, maka persoalan tersebut tidak perlu dirisaukan.
Kondisi tersebut, diperparah dengan laju penurunan muka tanah Jakarta. Firdaus menyebutkan penurunan muka tanah Indonesia terburuk di dunia yakni 10,2 cm per tahun.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Mohammad Hasan menjelaskan pemerintah terus berupaya menambah kapasitas air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Pemerintah, katanya, tengah menyiapkan waduk Jatiluhur untuk bisa memasok 10 meter kubik per detik secara bertahap.
“Dalam waktu dekat 5 meter kubik per detik dulu,” katanya.
Selain dari waduk Jatiluhur, pemerintah juga akan menambah sumber air baku Jakarta yakni waduk Karian yang direncanakan akan groundbreaking pada akhir Oktober mendatang.
Sebanyak 3,5 meter kubik per detik akan menambah aliran air bersih ke sambungan rumah (SR) di Jakarta.
Selain mengandalkan waduk regional yang diselenggarakan pemerintah pusat, pemerintah provinsi Jakarta juga berencana mengembangan waduk atau situ provinsi sebagai alternatif sumber air baku.
Setidaknya 13 situ dengan total luas 126,35 hektare akan difungsikan untuk mencapai cakupan layanan air pada 2030.
Guna meraih target tersebut, pemerintah akan memberdayakan beberapa sumber yakni air permukaan yang statis dan dinamis, air tanah, air hasil re-claim air bekas, dan air hasil roses desalinasi air asin. (ltc)
Air Baku Jakarta: Butuh Upaya dan Dana Ekstra
Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah menargetkan layanan air bersih di Jakarta pada 2030 mencapai 42,6 meter kubik per detik dengan tingkat ketahanan air di level 82,34%.Saat ini, air baku di ibu kota Indonesia tersebut hanya 17,8 meter kubik per detik. Sebanyak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Pembaruan JP Morgan untuk Jasa Marga (JSMR)
2 jam yang lalu