Bisnis.com, JAKARTA - Produksi CPO (crude palm oil) diperkirakan turun 5%-10% pada Januari-Agustus 2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ini diperkirakan, karena adanya anomali cuaca dan siklus tanaman.
Sekjen GAPKI Joko Supriyono mengatakan beberapa anggota asosiasi melaporkan terjadi penurunan produksi sekitar 5%-10%. Akibat penurunan ini, target produksi pada 2013 sebesar 27,5 juta ton sulit tercapai.
“Produksi diperkirakan turun sekitar 5% sampai 10% secara year on year dari Januari-Agustus 2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan produksi tidak hanya dialami Indonesia saja, Malaysia juga terindikasi mengalami penurunan produksi,” jelasnya, Selasa (24/9/2013).
Persediaan CPO Indonesia dan Malaysia diperkirakan mulai meningkat pada September hingga Desember 2013. Pihaknya berharap peningkatan ini mampu menutupi penurunan yang terjadi sehingga target produksi tetap terjaga.
Meskipun produksi turun, harga CPO diperkirakan tidak akan menunjukkan tren kenaikan yang berarti. Justru pasar CPO dunia akan lebih tertekan, karena pada minggu depan diperkirakan akan terjadi panen raya kedelai di Brasil, Argentina dan Amerika. Selama ini, di kawasan tersebut, CPO menjadi pengganti minyak kedelai ketika terjadi kekurangan bahan baku.
Gapki sendiri memperkirakan harga CPO pada September masih akan bergerak di kisaran harga US$ 815 - US$ 850 per metrik ton. Harga CPO Rotterdam pada September diperkirakan berada pada rata-rata sekitar US$ 834.5 dengan Harga Patokan Ekspor sekitar US$ 757 dan Bea Keluar 9%.