Bisnis.com, BANDARLAMPUNG - Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsudin mengemukakan Provinsi Lampung sedang krisis listrik sehingga membutuhkan penambahan pembangkit baru.
"Rasio elektrifikasi Lampung relatif masih rendah hanya 72 persen di bawah rata-rata nasional sebesar 78% karena itu masih banyak kantung-kantung atau pemukiman penduduk yang belum mendapatkan listrik," kata dia, Jumat (20/9/2013).
Dia mengatakan Provinsi Lampung masih defisit listrik sekitar 100-150 Megawatt, dan bergantung pada suplai dari jalur utara yakni dari Baturaja menuju Kota Bumi, Lampung Utara.
Jika transmisi dari jalur utara itu bermasalah maka berdampak pada pemadaman di Lampung karena PLTU Tarahan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
Saat ini Lampung mendapat pasok listrik dari Baturaja sebesar 100 Megawaat, sementara itu elektrisasi dan industrialisasi di Lampung dipastikan bertumbuh sehingga permintaan terhadap listrik akan meningkat.
" Lampung itu bisa tumbuh 8%-10% per tahun," kata dia. Oleh karena itu, PLN berupaya keras meningkatkan kapasitas litrik itu dengan menambah pembangkit listrik alternatif seperti tenaga panas bumi (PLTP).
Untuk mepercepat elektrifikasi, sejumlah hal perlu dilakukan, di antaranya menambah kapasitas pembangkit dan membangun infrastruktur tranrasmisi dan jaringan distribusi untuk meningkatkan jangkauan.
Menurut dia, pengadaan pembangkit baru itu masuk rencana pemerintah, salah satunya pembangkit listrik berkapasitas 2x110 Megawatt dari panas bumi di Gunung Rajabasa yang dikelola PT Supreme Energy.
Program itu menurut RUPTL seharusnya sudah selesai pada 2017, untuk memenuhi kebutuhan listrik wilayah Lampung yang terinterkoneksi pada sistem kelistrikan Sumatra.
Selain itu, proyek PLTP Rajabasa itu merupakan Proyek Percepatan 10.000 Megawatt tahap kedua, yang sebagian besar merupakan proyek geotermal karena energi terbarukan dan sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan yang lain.
Dia mengingatkan bahwa Lampung merupakan daerah paling dekat dengan Pulau Jawa dan posisi PLTP Rajabasa sangat strategis bagi upaya industrialisasi. Murtaqi menyatakan geothermal itu bagus, keandalannya tinggi, teknologi sederhana, ramah lingkungan, dan tidak ada emisisinya.
Berdasarkan data PT PLN (Persero), pelanggan listrik di Lampung sebanyak 1.471.887 pelanggan dengan perbandingan satu pelanggan rata-rata 4 jiwa, daya tersambung 1.863 kVA, dan konsumsi listrik 254,4 GWh/bulan.
Jenis pelanggan terdiri dari sosial kecil 27.075, sosial besar 1.563, rumah tangga sangat kecil (450-900 VA) 1.286.944, rumah tangga kecil (1300-2200 VA) 110.373, rumah tangga besar 7.447, bisnis kecil 17.661, bisnis besar 13.661, bisnis sangat besar 66, industri kecil 8, industri menengah 252, industri besar 236, kantor pemerintah kecil 1.372, kantor pemerintah menengah 1.417, kantor pemerintah besar 11, dan lainnya 3.821.