Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri dan Toyo Mulai Proses EPC

Bisnis.com, JAKARTA- Pada kuartal III/2013 ini, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) bersama Toyo Engineering Corporation siap memulai proses pembangunan fasilitas produksi Naphtha Cracker yang berlokasi di Cilegon, Banten. Diharapkan, pada kuartal

Bisnis.com, JAKARTA- Pada kuartal III/2013 ini, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) bersama Toyo Engineering Corporation siap memulai proses pembangunan fasilitas produksi Naphtha Cracker yang berlokasi di Cilegon, Banten. Diharapkan, pada kuartal IV/2015, fasilitas produksi ini sudah bisa beroperasi.

Adapun nilai investasinya diprediksi mencapai US$380 juta, dengan sumber pendanaan berasal dari kombinasi pinjaman dan ekuitas. Saat ini, perseroan sedang melakukan finalisasi sumber pendanaan yang cost effective dan efisien.

Wakil Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Paramate Nisagornsen mengatakan CAP baru saha menandatangani kontrak kerjasama rekayasa, pengadaan serta konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) pembangunan fasilitas produksi Naphtha Cracker Perseroan dengan Toyo Engineering Corporation.

Dengan pembangunan fasilitas produksi ini, kapasitas produksi Naphtha Cracker perseroan ditargetkan meningkat 43%. Rinciannya, produksi ethylene akan meningkat menjadi 860 ribu ton per tahun dari 600 ribu ton per tahun.

Kemudian, kapasitas produksi propylene juga meningkat sebesar 150.000 ton menjadi 470.000 ton per tahun, produksi py-gas meningkat sebesar 120.000 ton menjadi 400.000 ton per tahun dan Mixed C4 meningkat sebesar 95.000 ton menjadi 315.000 ton per tahun.

Menurut Paramate, peningkatan kapasitas produksi dilakukan dengan menambah furnaces (tungku), dan mengubah serta memodifikasi peralatan utama pada pabrik. “Proses pembangunan fasilitas produksi Naphtha Cracker tersebut akan dimulai pada kuartal ketiga 2013,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Sabtu (14/9/2013). 

Peningkatan kapasitas produksi Naphtha Cracker ini, lanjut Paramate, merupakan bagian dari rencana strategis CAP guna memperkuat posisi perseroan sebagai perusahaan industri petrokimia terintegrasi di Indonesia dan di kawasan regional.

Ekspansi produksi tersebut dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan aset, meningkatkan efisiensi melalui skala ekonomi usaha yang lebih tinggi.

Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, CAP dinilai akan lebih mandiri dalam penyediaan propylene sebagai bahan baku pabrik polypropylene milik perseroan. Selain itu, juga memperkuat pasokan mixed C4 untuk pabrik butadiene yang dioperasikan oleh PT Petrokimia Butadiene Indonesia, yang merupakan anak usaha Perseroan.

Begitupula tersedianya pasokan Py-Gas dalam jumlah yang cukup besar. “Ini akan memberikan peluang untuk membangun pabrik BTX yang dapat menghasilkan benzene, toluene dan mixed xylene,” tambahnya.

Benzene adalah salah satu bahan baku untuk menghasilkan styrene monomer yang diproduksi PT Styrindo Mono Indonesia, anak perusahaan CAP.

Sebelumnya, CAP juga sempat menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk finalisasi perjanjian strategis membentuk perusahaan joint venture membangun pabrik petrokimia bersama PT Pertamina (Persero). Namun, rencana pembentukan perusahaan joint venture tersebut tidak dilanjutkan dengan alasan tidak ada kecocokan dari sisi komersial bisnis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper