Bisnis.com, MEDAN - Populasi sapi dan kerbau di Sumatra Utara selama periode selama periode 1 Juni 2011 hingga 1 Mei 2013 mengalami penurunan sebanyak 40.418 ekor.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 (ST2013) diperoleh populasi sapi dan kerbau di Sumut pada 1 Mei 2013 sebanyak 616.463 ekor. Jumlah tersebut melorot dari data 1 Juni 2011 yang mencapai 656.881 ekor hasil pendataan sapi potong, sapi perah dan kerbau (PSPK).
Dwi Prawoto, Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Sumut, mengatakan pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013. Kemudian dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui survei pendapatan rumah tangga usaha pertanian pada November 2013 dan survei struktur ongkos komoditas pertanian strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei-Oktober 2014.
Dalam ST2013 tercatat jumlah usaha jumlah usaha pertanian di Sumut pada Mei 2013 sebanyak 1.327.365 rumah tangga usaha pertanian, sebanyak 410 perusahaan pertanian berbadan hukum, dan sebanyak 343 usaha pertanian lainnya.
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumut mengalami penurunan sebanyak 160.259 rumah tangga dari 1.487.624 juta rumah tangga pada 2003. Artinya rata-rata penurunan rumah tangga usaha pertanian di Sumut sebesar 1,13% per tahun.
Secara absolut, penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Deli Serdang dan penurunan terendah terjadi di Kabupaten Toba Samosir, yaitu masing-masing turun sebanyak 43.058 rumah tangga dan 106 rumah tangga selama 10 tahun.
Namun, secara persentase, Medan menjadi kota yang paling banyak mengalami penurunan yaitu sebesar 11,93% per tahun, sedangkan yang mengalami penurunan paling sedikit adalah Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sebesar 0,03% per tahun
Sementara itu, Dwi menjelaskan jumlah sapi dan kerbau merupakan jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada 1 Mei 2013 baik untuk usaha pengembangbiakan, penggemukan, pembibitan, atau pemacekan, maupun bukan untuk usaha yakni untuk konsumsi, hobi, angkutan, perdagangan, dan lainnya.
"Populasi sapi dan kerbau 2013 sebanyak 616.463 ekor, turun dibandingkan dengan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang sebanyak 656.881 ekor," ungkapnya, Selasa (10/9/2013).
Dia menambahkan berdasarkan angka sementara hasil ST2013 jika dirinci menurut wilayah, tiga kabupaten yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kabupaten Langkat dengan jumlah populasi sebanyak 111.160 ekor, kemudian Kabupaten Simalungun sebanyak 102.534 ekor, dan Kabupaten Asahan 79.715 ekor.
Adapun kabupaten yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kabupaten Nias Selatan dengan jumlah populasi sebanyak 100 ekor.
Secara absolut, sambungnya, penurunan populasi sapi dan kerbau terbesar sejak 2011 hingga 2013 terjadi di Kabupaten Langkat dan penurunan terendah terjadi di Kabupaten Nias yaitu masing-masing turun sebanyak 31.732 ekor dan 2 ekor.
"Kenaikan populasi sapi dan kerbau terbesar terjadi di Kabupaten Asahan dan kenaikan terkecil di Kota Gunungsitoli, yaitu masing-masing naik sebesar 11.046 ekor dan 13 ekor. Satu-satunya kabupaten/kota yang tidak memiliki populasi sapi dan kerbau adalah Kota Sibolga," jelasnya.