Bisnis.com, JAKARTA - Pasar memberi respons negatif pada kondisi cadangan devisa yang semakin tergerus dan terus menekan rupiah yang memimpin pelemahan sebagian besar mata uang kawasan Asia Pasifik.
Pada penutupan bursa Kamis (5/9/2013) rupiah terdepresiasi ke level Rp11.649 per dolar AS atau melemah 2,09% di Bloomberg Dollar Index. Sementara itu, BI menetapkan nilai tengah rupiah pada level Rp11.125 melemah 32 poin dari Rabu (4/9/2013).
Adapun pada penutupan transaksi kemarin mata uang di wilayah Asia Tenggara ‘kompak’ melemah. Ringgit, baht, dan peso tercatat melemah masing-masing 0,68% (3,30 ringgit); 0,41% (32,30 baht) dan 0,28% (44,53 peso).
Siswa Rizali, Head of Investment PT.AAA Asset Management, menilai jika posisi cadangan devisa jatuh di bawah US$90 miliar maka akan semakin menekan nilai tukar rupiah.
“Kalau jatuh di bawah US$90 miliar, saya yakin kejutan rupiah terjadi lagi meski mata uang regional lain seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand cenderung menguat,” katanya.
Ekonom PT.Bank Tabungan Negara Agustinus Prasetyantoko memprediksi cadangan devisa Indonesia masih akan tergerus sekitar US$2 miliar-US$3 miliar se - lama Agus tus lalu, karena neraca perdagangan masih mengalami defisit.
Menurutnya, Indonesia cukup sulit menahan tergerusnya cadangan devisa karena transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial sulit untuk diperbaiki dalam kondisi ekonomi global yang belum pulih. (Ardhanareswari & Donald Banjarnahor)