Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan mengambil alih pengelolaan Bandara Udara Mozes Kilangin Timika, Mimika-Papua, seiring dengan perubahan status infrastruktur tersebut dari bandara khusus menjadi bandara komersial.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry B.S. Gumay mengemukakan pengembangan Bandara Mozes Kilangin juga akan segera dilakukan untuk lebih memaksimalkan pelayanan penerbangan, di mana pendanaan melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta.
"Pengembangan Bandara Mozes Kilangin selain menggunakan APBN dan APBD, juga bisa bersumber dari dana CSR [corporate social responbility] PT Freeport Indonesia yang memang selama ini menggunakan bandara tersebut untuk mendukung operasional perusahaan," ujarnya di sela-sela penandatangan MoU pengembangan Bandara Mozes Kilangin, Kamis (5/9/2013).
Adapun, Bandar Udara Mozes Kilangin merupakan bandara khusus milik PT Freeport Indonesia yang dibangun pada 1970 dan memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 2.395 meter dengan lebar 45 meter.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto mengatakan perubahan status Bandara Mozes Kilangin tersebut seiring dengan pertumbuhan arus penumpang umum yang mendominasi penggunaan infrastruktur itu.
"Bandara yang kami bangun sejak 1970 ini memang digunakan untuk operasional perusahaan [Freeport Indonesia]. Namun peggunaannya sebagian besar untuk umum dengan 250.000 penumpang per tahun, sehingga perlu ada pengembangan secara bertahap sejalan dengan perubahan status bandara menjadi umum," paparnya.
Dia menambahkan untuk mendukung pengembangan Bandara Mozes Kilangin itu, pihaknya bakal mengalokasikan dana CSR dengan menggunakan skala prioritas.
"Namun jumlah dananya [alokasi CSR] kami belum bisa bilang, karena masih akan dibahas bersama dengan pemerintah untuk kebutuhan dana pengembangan bandara ini," tutur Rozik.
Menurut Herry, kebutuhan dana untuk pengembangan Bandara Mozes Kilangin masih akan dibicarakan bersama dengan seluruh pihak yang terkait serta menentukan desain pembangunan infrastruktur tersebut.
Adapun dalam MoU pengembangan Bandara Mozes Kilangin, pihak-pihak yang bakal bekerjasama yakni Ditjen Hubud Kemenhub, Pemkab Mimika serta PT Freeport Indonesia.
Kendati demikian, lanjut Herry, porsi untuk masing-masing pihak terkait pengembangan bandara tersebut telah dipersiapkan, di mana pemerintah daerah setempat telah menyiapkan lahan seluas 65 hektare, sementara PT Freeport diharapkan membangun terminal komersial di atas lahan yang telah disiapkan tersebut.
Adapun, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub selanjutnya bakal melengkapi fasilitas-fasilitas di terminal komersial yang akan dibangun serta perluasan areal parkir pesawat (apron) di Bandara Mozes Kilangin.
"Jadi nanti, penggunaan bandara akan dibagi karena nantinya ada dua terminal, di mana satu terminal khusus untuk melayani penerbangan operasional Freeport dan terminal lainnya untuk melayani penumpang umum [komersial]. Dan jika anggaran telah tersedia, kami perkirakan pengembangan Mozes Kilangin bisa selesai dalam setahun," papar Herry.
Sementara itu, Bupati Mimika Abdul Muis mengemukakan pengembangan Bandara Mozes Kilangin diharapkan kedepannya mampu lebih mendukung pertumbuhan ekonomi Timika (ibukota Mimika) yang berbasis kota jasa dan industri.
"Dengan adanya kesepakatan ini [MoU pengembangan Bandara Mozes Kilangin], kami harap bisa terealisasi secepatnya, terlebih pengembangan bandara memang sudah lama kami nantikan," jelasnya.