Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyelesaikan pemeriksaan pendahuluan terhadap kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, yang belakangan ini disorot karena lamanya dwelling time.
Anggota BPK Sapto Amal Damandari mengatakan pemeriksaan pendahuluan telah diselesaikan pada Selasa (20/8/13), sehingga BPK dapat dilanjutkan menuju proses audit kinerja.
“Pemeriksaan Priok oleh kami masih jalan. Pemeriksaan pendahuluan sudah selesai. Sekarang kami tengah konsinyering untuk menentukan program audit selama 3 hari mulai hari ini,” kata Sapto kepada Bisnis pada Jumat (23/8/13).
Menurut Sapto, dari hasil pemeriksaan pendahuluan, BPK telah menetapkan indikator-indikator kunci untuk menilai kinerja pelabuhan yang berkontribusi terhadap 70% dari sistem logistik nasional itu.
Sapto mengatakan pihaknya telah meminta keterangan dari semua pemangku kepentingan, mulai dari importir, PT Pelindo II, asosiasi-asosiasi, pusat karantina, sampai Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.
BPK juga telah memantau kondisi di lapangan, mulai dari kondisi sistem informasi (IT), infrastruktur, dan lalu lintas barang. Berdasarkan hasil pantauannya, menurut Sapto, memang ada masalah di pelabuhan tersebut, terlihat dari tingginya tingkat penumpukan kontainer.
“YOR [yard occupancy ratio] yang sempat berkurang saat Lebaran, setelah itu melonjak lagi dan sekarang sudah hampir 90%. Padahal, best practice-nya itu 65%,” jelas Sapto.