Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berdikari Rambah Bisnis Pengolahan Biji Kakao

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan BUMN perternakan  PT Berdikari (Persero) mulai merambah bisnis pengolahan biji kakao dengan kapasitas produksi hingga 160 ton/minggu.Direktur Keuangan PT Berdikari (Persero) Siti Marwa mengatakan sejak akhir 2012,

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan BUMN perternakan  PT Berdikari (Persero) mulai merambah bisnis pengolahan biji kakao dengan kapasitas produksi hingga 160 ton/minggu.

Direktur Keuangan PT Berdikari (Persero) Siti Marwa mengatakan sejak akhir 2012, perusahaan telah menghentikan ekspor bijih kakao. Pemicunya a.l. penerapan bea keluar bijih kakao sejak 1 April 2010.

"Bea keluar ekspor ini bikin daya beli eksportir turun karena harga tidak kompetitif. Penyerapan kakao petani juga turun, ujungnya produksi petani turun karena merasa harga tidak sesuai," ujar Marwa di kantornya, Selasa (20/8/2013).

Untuk menyiasati hal tersebut, perusahaan memutuskan untuk menghentikan ekspor biji kakao dan menjajaki lini bisnis baru yakni kemitraan untuk memproduksi kakao 1/2 jadi.

"Sejak akhir 2012 kita sama sekali tidak mengekspor biji kakao. Kita olah 1/2 jadi dalam bentuk cocoa butter, cocoa cake, dan cocoa liquor," tuturnya.

Marwa mengungkapkan saat ini PT Berdikari (Persero) menggandeng dua perusaahan pengolahan sebagai mitra, yakni PT Unicom Kakao Makmur dan PT MDKI yang berbasis di Makassar. Adapun bahan baku berasal dari kebun petani yang dibina perseroan.

"Kapasitas produksi 120-160 ton per minggu. Sepenuhnya berorientasi ekspor," kata Marwa.

Pasar ekspor kakao setengah  jadi produksi PT Berdikari (Persero), lanjutnya, mayoritas adalah pasar Eropa, seperti Belanda, Spanyol, dan Inggis. Selain itu, perusahaan juga memasok kakao ke Singapura dan Malaysia.

Dengan terobosan tersebut, perusahaan diproyeksi mampu mendongkrak pendapatan dari komoditas cokelat hingga 240%. Pasalnya, ekspor biji kakao hanya menghasilkan omzet Rp70 miliar, sedangkan ekspor kakao setengah jadi ditargetkan mampu menyumbang pendapatan sebesar Rp240 miliar pada 2013.

Peningkatan omzet tersebut didorong oleh tingginya harga cocoa butter dan cocoa cake yang diprroyeksi mencapai US$2.500/ton dan US$1.650/ton.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional dan Pemasaran PT Berdikari (Persero) Alvin Purnadi mengatakan dalam waktu dekat perusahaan masih mengandalkan mitra untuk mengolah bahan baku kakao. Pasalnya, pembangunan pabrik pengolahan membutuhkan investasi yang cukup besar.

"Kita kerjasama dulu, karena penghiliran ini kan harus berjalan dengan cepat. Ke depan kita mau investasi, misalnya bangun pabrik sendiri atau akuisisi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper