Bisnis.com, JAKARTA—Pendapatan kafe dan restoran berisiko turun hingga 20% hingga akhir Agustus seiring dengan perkiraan penghematan pengeluaran yang dilakukan oleh sebagian masyarakat pasca Lebaran.
Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Susanto mengatakan Lebaran yang jatuh pada pertengahan bulan menjadikan masyarakat berisiko menghemat pembelanjaannya hingga akhir bulan.
“Adanya risiko penghematan ini bisa menurunkan omzet kafe dan restoran antara 10%-20%. Faktor letak posisi tanggal Lebaran dalam bulan ikut mempengaruhi,” kata Eddy kepada Bisnis, Selasa (20/8/2013).
Dia menambahkan kebanyakan orang telah membelanjakan sebagian besar uangnya pada Lebaran. Terlebih, harga barang-barang pada waktu Lebaran banyak mengalami kenaikan di samping permintaan yang tinggi.
Eddy menilai meningkatnya daya beli masyarakat pada saat Lebaran mengambil pendapatan yang mereka peroleh baik dari gaji maupun tunjangan hari raya. Dampaknya, pasca Lebaran uang yang dimiliki berkurang.
Padahal, pendapatan yang bisa diraup selama libur Lebaran tahun ini, H-3 hingga H+3, tidak begitu maksimal. Namun, pihaknya belum bisa memberikan nominal mengenai total pendapatan yang didapat sekitar 300 brand yang menjadi anggota Apkrindo.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, omzet kafe dan restoran selama libur Lebaran tahun ini menurun akibat banyaknya karyawan atau masyarakat yang mudik dengan jangka waktu lama. Mayoritas masyarakat meneruskan liburan atau mengambil cuti kerja sampai perayaan Kemerdekaan pada 17 Agustus 2013.
Karyawan yang cuti menjadikan kafe dan restoran tidak bisa optimal dalam melayani pelanggan. Terlebih, ada juga beberapa pemasok bahan baku yang libur, sehingga ada menu makanan yang disajikan tidak lengkap.