Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Rontoknya IHSG dan Depresiasi Rupiah

Bisnis.com,  JAKARTA – Menteri Keuangan M. Chatib Basri menyampaikan rontoknya indeks harga saham gabungan dan depresiasi rupiah awal pekan ini terjadi karena sentimen negatif atas rencana penutupan Merrill Lynch dan pelebaran defisit transaksi

Bisnis.com,  JAKARTA – Menteri Keuangan M. Chatib Basri menyampaikan rontoknya indeks harga saham gabungan dan depresiasi rupiah awal pekan ini terjadi karena sentimen negatif atas rencana penutupan Merrill Lynch dan pelebaran defisit transaksi berjalan dari dalam negeri.

Kombinasi faktor eksternal dan internal itu membuat IHSG ditutup anjlok 5,58% ke level 4.313,52 pada perdagangan Senin (19/8). Pelemahan sejalan dengan pergerakan bursa regional yang memerah, tetapi IHSG paling terpuruk.

Hang Seng melemah 0,24%, bursa Korea melemah 0,13%, bursa Singapura melemah 0,76%, sedangkan Nikkei 225 menguat 0,79%.

Sementara itu, rupiah terdepresiasi 0,99% menuju Rp10.533 per dolar AS atau terendah dalam 4 tahun terakhir.

Mata uang Asia cenderung tertekan oleh dolar AS. Yen ditransaksikan di kisaran 97,94 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7545 per dolar AS, dolar Singapura 1,2740 per dolar AS, dan yuan 6,1227 per dolar AS.

“Merril Lynch mau ditutup oleh Bank of America. Itu yang kemudian menimbulkan kekhawatiran. Itu dari sisi eksternal yang kemudian men-drive stock market, capital market, kemudian nilai tukar jatuh,” katanya, Senin (19/8/2013).

Dari sisi internal, perkembangan defisit transaksi berjalan yang melebar pada kuartal II/2013 menjadi US$9,8 miliar atau setara 4,4% dari produk domestik bruto (PDB) semakin menekan rupiah.

Namun, Chatib menegaskan kekhawatiran pasar tidak perlu berlanjut karena ada harapan defisit transaksi berjalan akan menyempit pada kuartal III/2013 karena impor minyak menyusut seiring dampak kenaikan harga BBM bersubsidi mulai 22 Juni.

“Sampai dengan Juli, konsumsi BBM di bawah biasanya. Kenapa di bawah yang biasanya, karena BBM dinaikkan. Kenapa di kuartal II/2013 angka defisit masih cukup tinggi, karena BBM baru naik 22 Juni, jadi belum bisa cover adjustment yang terjadi,” jelasnya.

Kendati demikian, Chatib belum bersedia membeberkan respons kebijakan yang akan diambil menyusul pelemahan indeks dan rupiah. Pihaknya masih menunggu hasil pertemuan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang digelar Senin (19/8) malam.

Hingga pukul 21.00, rapat FKSSK yang dimulai pukul 19.00 masih berlangsung. Dalam rapat pembahasan kondisi terkini pasar saham, pasar uang dan pasar utang itu, hadir Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Wardijo, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, dan Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang P.S. Brodjonegoro.

Chatib hanya mengemukakan respons perlu dilakukan dari sisi reformasi struktural dengan perbaikan regulasi investasi agar transaksi berjalan membaik. Pihaknya telah meminta agar revisi daftar negatif investasi (DNI) dan simplifikasi peraturan dipercepat.

Selain itu, perbaikan sistem logistik nasional terus dilakukan untuk memperbaiki ekspor barang.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper