Bisnis.com, JAKARTA—Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Ghazali mempertanyakan wacana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengerjakan empat dari enam ruas jalan tol dalam Kota Jakarta dengan APBD.
Dia mengaku belum mengetahui detil rencana perubahan tersebut. Namun, menurut dia, rencana pengerjaan empat ruas jalan dengan anggaran daerah tersebut pada dasarnya bisa direalisasikan.
“Secara prinsip bisa saja karena filosofi jalan diusulkan jadi tol karena dana APBN terbatas,” jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Minggu (18/8/2013).
Kendati begitu, Gani mempertanyakan rencana tersebut sebab jumlah jalan di Ibu Kota masih kurang. Menurutnya, anggaran daerah bisa dialokasikan untuk menambah ruas jalan baru di luar enam jalan tol tersebut.
“Tapi kenapa gak jalur lain ya [yang dibiayai APBD]? Kan Jakarta masih kurang jalan. Kalau memang tujuannya tambah jaringan kan lebih bagus,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyambut baik wacana yang disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.
“Setuju. Bagus [rencana] itu. Kalau memang mau dan ada duitnya, [itu] bisa. Kenapa tidak?” terangnya di Jakata, Jumat (16/8/2013).
Dia mengungkapkan dirinya akan merestui jika pihak Pemprov DKI akan merealisasikan rencana tersebut.
Sebelumnya, Ahok mengatakan empat ruas tol akan dibangun oleh Pemprov DKI menggunakan dana APBD dan menjadi jalan umum, sedangkan dua ruas lainnya yakni Semanan-Sunter dan Sunter-Pulo Gebang akan dikerjakan swasta.
Dia meyakini Pemprov mampu mengerjakan empat ruas tol diubah menjadi jalan umum menggunakan APBD 2014 yang ditargerkan Rp67 triliun.
Sementara itu, Jokowi mengaku belum akan memutuskan pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota sebelum proyek transportasi massal berbasis rel mass rapid transit (MRT) dan monorel berjalan. Menurutnya, empat ruas yang akan dibangun oleh Pemprov masih dalam proses kalkulasi biaya.
Ada pun rencana pembangunan enam ruas jalan tol Jakarta sudah ada sejak kepemimpinan mantan Gubernur DKI Sutiyoso di mana pembangunannya dibagi dalam empat tahap dengan total panjang 69,77 kilometer dan ditargekan rampung pada 2022.
Pada awalnya konsesi pembangunan enam ruas tol dalam kota dipegang PT Jakarta Tollroad Development (JTD) senilai Rp41,17 triliun.
Tahap Pembangunan | Ruas | Panjang | Nilai Investasi |
I | Semanan – Sunter Sunter - Pulogebang | 20,23 km 9,44 km | Rp9,76 triliun Rp7,37 triliun |
II | Duri Pulo - Kampung Melayu Kemayoran - Kampung Melayu | 12,65 km 9,60 km | Rp5,96 triliun Rp6,95 triliun |
III | Ulujami - Tanah Abang | 8,70 km | Rp4,25 triliun |
IV | Pasar Minggu - Casablanca | 9,15 km | Rp5,71 triliun |