Bisnis.com, JAKARTA - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai target angka kemiskinan 2013 sebesar 10,5% sulit tercapai apabila tingkat inflasi sulit dikendalikan oleh pemerintah.
Armida S. Alisjahbana, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas mengatakan pemerintah akan terus bekerja keras dalam mencapai target tersebut, dengan menjaga kinerja dari program perlindungan sosial pemerintah.
“Jika melihat tingkat kemiskinan Maret 2013 sebesar 11,37%, memang agak berat untuk mencapai 10,5% pada akhir tahun ini. Apalagi, saat ini inflasi pun sempat melonjak di luar ekspektasi pada Juli yang lalu,” tuturnya, Kamis (15/8/2013).
Seperti diketahui, laju inflasi Juli tercatat 3,29% atau di atas ekspektasi ekonom dan pemerintah, akibat lonjakan beberapa komoditas sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, tahun ajaran baru dan bulan Puasa.
Armida menyebutkan perlindungan sosial yang tengah disiapkan a.l. bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) pada September mendatang. Menurutnya, penyaluran BLSM tahap kedua akan berlangsung lebih cepat dan tepat sasaran.
Tersendatnya program BLSM pada tahap pertama, lanjutnya, lebih dikarenakan database yang belum akurat dan kurangnya kesiapan lapangan. Kendati demikian, dia mengaku penyaluran BLSM pada tahap pertama telah mencapai 98%.
“Untuk tahap awal BLSM memang akan banyak menghadapi tantangan, namun kami optimistis penyaluran BLSM tahap kedua akan lebih cepat dan tepat sasaran seiring membaiknya database sasaran BLSM,” ujarnya.
Program perlindungan sosial lainnya yakni dari bantuan siswa miskin (BSM). Dia menuturkan BSM tersebut telah dimulai pada Agustus ini. Sejalan dengan hal itu, program beras miskin (raskin) juga akan digulirkan pada September mendatang.
Dia berharap dari program-program yang akan digulirkan pada semester kedua tahun ini setidaknya dapat membantu keluarga miskin seiring meningkatnya harga barang-barang konsumsi terutama dari harga pangan pokok.