Bisnis.com, CIREBON — Hingga Sabtu 10 Agustus 2013 jumlah kendaraan pemudik yang melintasi Jalur Pantura Cirebon menuju Jakarta mencapai 418.823 kendaraan.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, pada Minggu 11 Agustus 2013 terjadi lonjakan arus kendaraan dua kali lipat dari hari sebelumnya.
Gono Srihadi, staf Posko Penghitungan Arus di Terminal Weru Kabupaten Cirebon, mengatakan jumlah kendaraan roda 2 mulai pukul 11.00-12.00 WIB Minggu 11 Agustus 2013 mencapai 12.376 motor atau meningkat dua kali lipat dari jumlah sebelumnya pada jam yang sama.
Dia menuturkan jumlah kendaraan roda 4 juga meningkat dua kali lipat dari hari sebelumnya yang mencapai 3.224 mobil pada pukul 11.00-12.00 WIB (11/8/2013).
"Puncak arus balik dipastikan terjadi hari ini jika melihat tren peningkatan volume arus kendaraan," katanya, Minggu (11/8/2013).
Gono mengungkapkan sampai malam hari nanti volume kendaraan arus balik dari Jawa Tengah menuju Jakarta diprediksi akan semakin meningkat.
"Kendati sebagian kendaraan roda 4 telah dialihkan ke Tol Palikanci, akan tetapi yang melintas di Jalur Utama Pantura tetap banyak," ujarnya.
Sementara itu, sejak pagi hingga siang hari, arus balik di Jalur Tasikmalaya-Bandung terjadi kepadatan hingga puluhan kilometer.
Akibat kemacetan tersebut, beberapa pemudik harus rela berdesakan di Gentong menuju Malangbong untuk mengambil jalur alternatif menuju Wado-Sumedang-Bandung.
Selain mengambil jalur alternatif untuk Wado lewat Malangbong, pemudik juga sebagian besar mengambil jalur Bantarujeg-Wado untuk menghindari jalur macet dari arah Tasikmalaya.
Kemacetan di jalur Gentong akibat penyempitan ruas jalan dan tanjakan yang curam sehingga kendaraan harus berhati-hati serta memperlambat laju kendaraan saat melewati jalur tersebut.
Selain melewati jalur Gentong, pemudik juga mengambil jalur Ciamis-Cikijing-Majalengka sebagai jalur alternatif yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam.
Pantauan di lapangan, hingga siang hari menjelang sore ribuan pemudik terus memadati jalur Gentong. (Adi Ginanjar/Anep Paoji)