Bisnis.com, JAKARTA—Melesatnya tingkat inflasi Juli di atas ekspektasi ekonom, disinyalir akibat melonjaknya biaya transportasi di luar prediksi, setelah bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan menjelang bulan puasa.
Agustinus Prasetyatonko, Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menilai biaya transportasi menjadi salah satu faktor pendorong, tercapai tingkat inflasi Juli yang tertinggi sejak 2008 yang lalu.
“Timing dalam menaikkan BBM menjelang Lebaran tidak tepat, karena pada saat itu banyak mobilitas yang terjadi dalam memenuhi pasokan, sehingga biaya transportasi pun meningkat. Biaya transportasi ini diluar prediksi kami,” tuturnya, Kamis (01/8/2013).
Menurutnya, pemerintah diharapkan dapat menyelesaikan masalah tersebut, sehingga dampak kenaikan BBM tidak berdampak pada Agustus mendatang.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi Juli 2013 berada di level 3,29%, atau tertinggi sejak 2008. Sementara inflasi tahun berjalan (year to date/ytd) 2013 tercatat 6,75%. Adapun inflasi secara tahunan berada di level 8,61%.
Secara umum menurut kelompok pengeluaran, inflasi Juli terutama disumbang oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,5%, disusul kelompok bahan makanan 1,36%, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,28%.
Pada saat yang sama, kenaikan harga pada kelompok perumahan,air, lisrik, gas dan bahan bakar memberi andil 0,1% terhadap inflasi, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04% dan kelompok kesehatan 0,02%. (ra)