Bisnis.com, JAKARTA – Kedelai lokal milik petani memiliki aroma kedelai yang khas dan tidak tertandingi, meskipun saat ini kedelai impor telah mendominasi pasar dalam negeri.
Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Yusan mengatakan dominasi kedelai impor di pasar domestik, ternyata tidak mampu menggeser aroma khas dari kedelai lokal milik petani. oleh karena itulah, kedelai lokal ini akan tetap dicari para pengrajin dan industri kedelai.
“Aroma kedelai lokal dari petani sampai saat ini tidak ada duanya, meskipun setiap tahun kita impor kedelai jutaan ton, namun tidak ada yang mampu menandingi aroma kedelai lokal kita,” jelasnya, Selasa (30/7/2013).
Yusan menyebutkan, kelemahan kedelai lokal dibanding kedelai impor lebih dikarenakan faktor fisik atau penampilan. Kedelai lokal bijinya kecil, warnanya kurang begitu cerah dan tingkat pecahnya juga kurang baik.
Sementara kedelai impor memiliki biji yang relatif lebih besar, dengan warnanya yang cerah dan memiliki tingkat pecah yang baik.
Oleh karena itu, lanjut Yusan, umumnya pengrajin tahu tempe dan juga industri pengolahan kedelai tetap membutuhkan kedua jenis kedela ini. “Pengrajin ataupun industri akan meramu atau mencampur kedua jenis kedelai ini sehingga dihasilkan produk yang khas sesua dengan keinginan pengrajin,” tegasnya.