Bisnis. com, JAKARTA – Pemerintah mengakui gagal mengawal stabilitas harga, sehingga inflasi bulanan hingga pekan terakhir Juli menembus 2,87% dan inflasi tahunan 8,18% menurut survei Bank Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengakui koordinasi antarkementerian di bawahnya kurang berjalan sehingga pasokan bahan pangan terlambat datang dan harga telanjur naik.
“Iya, itulah yang saya katakan. Ingat kan di koran saya pernah marah-marah? Ingat kan sebelum Pak SBY marah itu? Padahal kita sudah antisipasi, sebelum BBM dinaikkan, harga-harga harus distabilkan,” katanya, Rabu (31/7/2013)).
Hatta sudah mengingatkan pasokan beberapa komoditas pangan kurang dan harus segera dipenuhi dengan membuka kran impor, tetapi instruksinya kurang direspons cepat.
Panen cabai dan bawang merah misalnya, diprediksi akan mundur sehingga perlu impor. Demikian pula dengan daging sapi yang tak harganya tak kunjung turun dalam 10 bulan terakhir.
Namun, lanjutnya, pihaknya hanya dapat mengoordinasikan, tidak dapat memutuskan impor, sehingga perlu tindak lanjut yang cepat dari kementerian teknis.
Soal jalan keluar agar koordinasi berjalan baik pada waktu mendatang, Hatta hanya berujar, “Sebenarnya simpel. Instruksi Presiden dan rapat di Menko jalankan. Sudah!”