Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gas Industri: SKK Migas Jamin Harga Tak Naik

Bisnis.com, JAKARTA—Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas atau SKK Migas menjamin harga gas industri tidak akan naik demi mendongkrak daya saing industri nasional menjelang integrasi ekonomi Asean atau Asean Economic Community

Bisnis.com, JAKARTA—Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas atau SKK Migas menjamin harga gas industri tidak akan naik demi mendongkrak daya saing industri nasional menjelang integrasi ekonomi Asean atau Asean Economic Community 2015.

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini menjamin kepada industri harga gas tidak akan naik dalam waktu dekat.

“Iya, betul. Tidak ada rencana seperti itu,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Jumat (26/7/2013).

Selain itu, dia mengingatkan penaikan harga gas bukan merupakan wewenang dari SKK Migas melainkan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebelum nya, Rudi mengungkapkan memang selama ini harga rata-rata gas domestik hanya sekitar US$5 per MMBtu sementara harga gas rata-rata internasional saat ini sekitar US$15 per MMBtu.

Padahal saat ini harga keekonomian gas berbeda antara lapangan gas yang satu dengan lapangan gas lainnya.

Selama ini, lanjut Rudi, pemerintah memaksa sektor hulu menjual gasnya dengan harga US$5 per MMBtu. Meskipun sebenarnya ada lapangan gas yang memiliki harga keekonomian gasnya di atas US$10 per MMBtu.

“Namun ini bukan berarti akan dinaikkan atau dibuat setara dengan harga ekspor. Yang pasti, tidak ada rencana penaikan.”

Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Safiun mengakui SKK Migas sudah memberikan jaminan tidak akan ada penaikan harga gas sebesar 40% seperti yang dikabarkan beberapa waktu lalu.

Menurutnya, memang harga gas internasional jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga gas domestik.

Namun, lanjutnya, bukan berarti harga gas domestik bisa langsung disesuaikan dengan harga gas internasional.

Bila penaikan harga gas di hulu dilakukan kembali dalam waktu dekat, tentu akan memengaruhi daya saing industri yang sebentar lagi akan masuk dalam Asean Economic Community (AEC) 2015.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan masalah kebijakan gas industri merupakan hal prioritas yang akan didahulukan tetapi pemerintah tidak bisa begitu saja mengabaikan perjanjian ekspor yang dikontrak jangka panjang.

“Dari Kementerian Perindustrian sedang berkordinasi dengan KESDM dan SKK Migas. Kami akan carikan jalan yang terbaik,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengaku percaya terhadap jaminan yang diberikan oleh SKK Migas bahwa tidak ada penaikan harga gas hulu.

"Memang tidak ada jaminan tertulis, tapi kami cukup percaya,” kata Elisa, Jumat (26/7).

Kepala Unit Kaca Pengaman Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Yustinus Gunawan berharap pemerintah memang tidak berniat menaikkan harga gas industri pada semester II.

“Adanya penaikan harga BBM bersubsidi, gas, listrik, dan tentunya upah minimum provinsi, ini sangat berpengaruh sekali.”

Ridha Ababil, Corporate Communications PGN menyatakan sikap SKK Migas untuk tidak menaikkan harga saat ini meringankan beban industri di tengah-tengah harga kebutuhan bahan bakar yang tengah naik. (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Sumber : Bisnis Indonesia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper