Bisnis.com, JAKARTA – Berbeda dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan inflasi pada Juli melampaui 2% karena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan lonjakan harga bahan pangan selama Ramadhan.
Sebelumnya, Hatta enggan melontarkan perkiraan inflasi Juli, tetapi pihaknya berupaya menekan di bawah 2% meskipun Bank Indonesia berkali-kali mengingatkan inflasi selama bulan puasa akan tembus 2%.
Bank sentral sempat memprediksi inflasi pada Juli mencapai 2,38%, lalu merevisi naik menjadi 2,77%. “Kita bisa expect, inflasinya akan berada di atas 2%. Relatif tinggi,” kata Chatib, Kamis (25/7/2013).
Dia menjelaskan kenaikan BBM bersubsidi pada 22 Juni baru terlihat dampaknya pada Juli. Selain itu, faktor musiman berupa kenaikan harga bahan pangan menjelang dan selama bulan puasa membuat inflasi lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sudah mencapai 1,03%.
Namun, Chatib meyakini inflasi melandai pada Agustus meskipun masih relatif tinggi dan menurun drastis pada September. “Bahkan, setelah itu (Agustus) kita berharap ada deflasi,” ujarnya.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan pihaknya terpaksa menempuh jalan pintas dengan membuka kran impor beberapa komoditas pangan guna menjaga inflasi sesuai target pemerintah 7,2% hingga akhir tahun.
Pemerintah juga tengah menggodok perubahan tata niaga impor dengan mengacu pada paritas harga, bukan lagi semata-mata faktor suplai dan kebutuhan.
“Kalaupun harus melakukan perubahan terhadap tata niaga yang kadang responsnya lambat terhadap kenaikan harga, kami melakukan policy-policy itu untuk betul-betul menjaga agar harga tidak melonjak, terkendali dan suplainya cukup,” ujar Hatta.