Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan trade centre atau pusat perbelanjaan yang strata-tittle (kepemilikan ruang) dinilai masih ditunggu masyarakat di luar Jakarta.
"Kalau di luar Jakarta masih oke, karena banyak pedagang yang ingin mengembangkan usahanya. Trade centre kan sebenarnya menciptakan pusat keramaian, selama pengembang bisa menciptakan itu " ujar Panangian Simanungkalit, pengamat properti, Jumat (12/7/2013).
Menurut Panangian, tidak lagi adanya ketertarikan pengembang yang membangun trade center (strata-tittle) di Jakarta saat ini disebabkan oleh kondisi lokasi, sistem pengelolaan maupun pasarnya."Lebih tepatnya karena faktor prospek bisnis [ruang sewa] yang lebih bagus," katanya.
Dia menjelaskan prospek bisnis tersebut lebih kepada aset bagi pengembang karena sulit dan mahalnya lahan di Jakarta, sehingga pertumbuhan mal (sewa) lebih banyak.
Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang Lasalle Indonesia, mengatakan sebenarnya sudah 3 tahun terakhir ini banyak pengembang yang tidak terlalu tertarik membangun trade centre [ritel strata-tittle] di Jakarta, tetapi lebih banyak di pinggiran Jakarta dan kota-kota besar lain."Kalau pun masih ada, mungkin developer itu ingin mendapat pengembalian [pendapatan] yang relatif lebih cepat," katanya.
Di Jakarta, kata Anton, pengembang sekarang ini lebih gencar membangun shopping mall untuk disewakan karena mengutamakan recurring income. "Faktor lain yang membuat pengembang tidak membangun mal lagi di Jakarta lebih karena soal perizinan yang susah," imbuhnya.