Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menilai telah ada kecenderungan gelembung atau bubble pada beberapa tipe properti dengan luas di atas 70 m2 di beberapa kota besar di Indonesia.
Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI mengatakan pertumbuhan harga properti yang tinggi terjadi pada beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Bali. “Kalau untuk jenis tertentu mungkin, kemungkinannya besar itu bubble,” ujarnya, Kamis (11/7/2013)
Menurutnya, harga properti, baik rumah dan apartemen sudah tidak lazim lagi di beberapa wilayah tersebut. Harga jual properti itu, jauh melampaui nilai fundamentalnya.
Kecenderungan bubble tersebut, tuturnya juga telah dirasakan oleh beberapa ahli properti yang pernah berdiskusi dengan Bank Indonesia
“Mereka mengibaratkan kalau beli rumah lalu disewakan, maka sudah bisa balik modal dalam tempo 10—15 tahun. Akan tetapi dengan kenaikan harga seperti ini, ada yang bisa 50—100 tahun baru balik modal,” ujarnya.
Menurut Halim, kenaikan harga properti tersebut dapat membahayakan bagi bisnis bank. Apalagi, BI sudah mencium adanya upaya spekulasi yang besar dalam kredit properti.
"Kami khawatirkan bahwa nanti kenaikan harga bangunan itu nanti digunakan hanya untuk mendapatkan kredit lebih lanjut, ini yang berbahaya buat bank,” ujarnya. (ra)
Berita Lainnya: