Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Melaut Naik, Permintaan Ikan Justru Melesu

Bisnis.com, BANDUNG—Nelayan ikan tangkap di Indramayu mengeluhkan lesunya permintaan ikan, padahal biaya melaut melonjak 30% setelah kenaikan BBM Juni lalu.

Bisnis.com, BANDUNG—Nelayan ikan tangkap di Indramayu mengeluhkan lesunya permintaan ikan, padahal biaya melaut melonjak 30% setelah kenaikan BBM Juni lalu.

Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Bina Bahari Indramayu Royani mengemukakan permintaan ikan sampai saat ini tidak ada peningkatan, terutama kenaikan harga BBM dan naiknya kebutuhan pokok masyarakat.

"Meski harga ikan secara umum masih rendah, belum ada tanda-tanda permintaan akan meningkat. Padahal biaya melaut dan distribusi meningkat," katanya kepada Bisnis, Rabu (10/7/2013).

Dia mengatakan ikan dari Indramayu dikirim ke sejumlah pasar di kota besar seperti Muara Angke Jakarta dan Pasar Ciroyom Bandung yang hanya sekitar 15 ton per hari.

Menurutnya, Jakarta menyerap 90% dan Bandung 10% dari beragam ikan tangkapan antara lain tenggiri, tongkol, cumi, dan ikan lainnya.

"Sejak harga BBM naik, harga ikan masih belum ada perubahan, seperti ikan tenggiri yang permintaanya paling besar dijual Rp32.000 per kg, dan tongkol Rp12.000 per kg," ujarnya.

Dia mengungkap sepinya permintaan membuat kondisi nelayan saat ini semakin terpuruk setelah kenaikan BBM, sebab biaya melaut naik 30%. Sebelumnya dalam satu kali melaut biayanya sekitar Rp50 juta, sekarang naik menjadi Rp80 juta.

"Sebetulnya kondisi nelayan semakin berat, sebab keuntungan yang didapat belum tentu bisa menutupi biaya produksi yang dikeluarkan," tegasnya.

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan kompensasi kenaikan harga BBM untuk sektor perikanan dengan memperbaiki infrastruktur, guna mempermudah para nelayan dalam melaut.

"Kami harapkan pemerintah dapat memperbaiki sarana dan prasarana untuk menunjang peningkatan kinerja nelayan," tegasnya.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung mencatat produksi perikanan air tawar semester I/2013 untuk pembenihan 775,48 juta ekor atau 55% dari target 1,3 miliar ton untuk 2013. Ikan yang diproduksi a.l ikan mas, nila, lele, dan aneka ikan.

Kabid Perikanan Disnakan Kabupaten Bandung Diar Hadi Gusniar mengaku optimistis target perikanan di Kab. Bandung akan tercapai, bahkan terlampaui meskipun anomali cuaca terus berlangsung selama semester I.  "Anomali cuaca tidak mempengaruhi budi daya pembenihan dan pembesaran ikan," katanya.

Menurutnya, para peternak perikanan sebelumnya sudah mengantisipasi jika terjadi anomali cuaca seperti saat ini sehingga produktivitas mereka tidak terganggu.

Dia mengatakan benih ikan di Kabupaten Bandung diproduksi oleh 185 unit pembenihan rakyat (UPR) yang tersebar di beberapa kecamatan.

Kecamatan yang paling banyak memproduksi benih ikan a.l  Majalaya, Pacet, dan Ciparay. Adapun luas pembenihan ikan di Kabupaten Bandung mencapai 5.960 hektare dengan produksi terbesar di kolam air tenang 69%, dan sisanya di kolam mina padi. (Adi Ginanjar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper