Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) kembali melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebanyak 400.000 barel untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi pada periode Idul Fitri tahun ini.
Muchammad Iskandar, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina mengatakan impor premium itu akan dilakukan 2 tahap masing-masing 200.000 barel. Impor tersebut dilakukan di luar mekanisme impor rutin yang dilakukan perseroan untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat.
“Selama ini impor rutin BBM itu kan 70% dari konsumsi harian yang sekitar 80.000 kiloliter per hari. impor itu dilakukan, karena kami memprediksi konsumsi H-15 hingga H+15 Lebaran nanti mencapai 95.000 kiloliter per hari,” katanya di Kantor Pusat Pertamina Jakarta hari ini, Selasa (9/7/2013).
Iskandar mengungkapkan dengan tambahan impor premium itu akan menjaga ketahanan cadangan BBM nasional sepanjang 18-20 hari ke depan. Saat ini, perseroan masih mencari waktu yang tepat agar premium yang telah dipesan itu datang ke dalam negeri dan dapat disimpan di tangki penyimpanan.
Menurutnya, Pertamina juga telah memprediksi puncak konsumsi BBM tertinggi pada periode arus mudik terjadi pada H-5 dimana konsumsinya diperkirakan mencapai 107.000 kiloliter. Sedangkan puncak konsumsi pada arus balik terjadi pada H+2 dimana konsumsi BBM akan mencapai 101.000 kiloliter.
Sementara untuk konsumsi BBM jenis solar diprediksi akan mengalami penurunan sebanyak 5% dari penyaluran normal yang sebesar 38.628 kiloliter pada H-15 hingga H+15 Lebaran. Hal itu dipicu berkurangnya pergerakan angkutan barang selama arus mudik dan arus balik Lebaran.
Selain itu, Pertamina juga akan menyiagakan mobil tangki BBM di setiap SPBU untuk menjamin tersedianya pasokan BBM. Selain itu, akan ada sekitar 6.450 unit outlet penyalur BBM dan 2.345 armada tangki BBM akan beroperasi penuh melayani kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini.
“Kami juga akan melakukan pengalihan pada tangki pendam yang ada di SPBU. Jadi, tangki pendam yang awalnya untuk menyimpan solar atau petramax, kami gunakan untuk premium. Tapi itu hanya akan kami lakukan untuk sementara waktu,” jelasnya.
Nantinya, badan usaha milik negara (BUMN) itu juga akan menyediakan outlet yang menjual BBM jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Racing, dan Pertamina DEX dalam kemasan di lokasi yang jauh dengan SPBU. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi perlu khawatir mengenai ketersediaan bahan bakar kendaraan bermotornya.
Sementara untuk konsumsi liquefied petroleum gas (LPG/elpiji), Pertamina memprediksi akan terjadi peningkatan sekitar 20% dibandingkan konsumsi harian normal. Hal itu disebabkan meningkatnya kegiatan masyarakat yang menggunakan elpiji menjelang Lebaran.
Uniknya, peningkatan konsumsi elpiji itu akan terjadi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan untuk wilayah Jabodetabek diperkirakan akan terjadi penurunan konsumsi dan tersendatnya pasokan, karena tidak beroperasinya pangkalan elpiji dan petugasnya yang ikut melakukan mudik.
“Kami akan meningkatkan alokasi elpiji sebanyak 20% dari konsumsi normal, dan menunjuk agen serta pangkalan siaga dengan memaksimalkan peran SPBU sebagai distributor elpiji,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir.
Ali juga mengungkapkan Pertamina akan menyediakan kantong skid tank di wilayah yang strategis. Kemudian Pertamina juga akan menyiagakan stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) di jalur mudik secara 24 jam.