BISNIS.COM, JAKARTA—Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia selama Juni 2013 dinilai telah berhasil meredakan gejolak pasar, terlihat dari mulai pulihnya arus modal asing dan kepercayaan pasar.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengungkapkan sejak awal tahun hingga Kamis (5/7/13) ada net inflow sebesar US$100 miliar ke pasar modal Indonesia menguat tipis dari posisi akhir Juni 2013 yang membukukan net outflow sebesar US$40 triliun.
Hal tersebut, menurutnya, terjadi setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan BI menaikkan suku bunga acuannya untuk pertamakali dalam 17 bulan terakhir.
“Sejauh ini kedua kebijakan tersebut dapat dikatakan berhasil karena pemerintah dan BI menunjukkan langkah konkrit untuk menjaga stabilitas makro,” kata Destry kepada Bisnis hari ini, Jumat (5/7/13).
Selasa lalu (2/7/2013), Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pemerintah dan bank sentral telah melakukan sebagian besar pekerjaan rumahnya untuk meredakan gejolak pasar yang terjadi pada bulan lalu.
“Saya yakin kalau kemarin pemerintah tidak menaikkan harga BBM dan Bank Indonesia tidak menaikkan suku bunga acuan, maka pasar masih akan bergejolak sampai hari ini,” kata Chatib.
Namun, Destry mengingatkan agar pemerintah dan bank sentral jangan puas dulu karena tugas mereka untuk membenahi fundamental moneter belum selesai. Pemerintah harus mempercepat hilirisasi agar ketergantungan impor bahan baku bisa dikurangi.
Adapun BI diharapkan dapat mendorong eksportir memarkirkan dananya di perbankan domestik. Jika kedua hal tersebut tidak kunjung dilakukan maka defisist neraca pembayaran akan terus melebar dan pelemahan rupiah akan terus berlanjut.