BISNIS.COM, JAKARTA—Asosiasi perusahaan pelayaran Indonesia mendesak otoritas kepabeanan menyediakan back up area di Pelabuhan Tanjung Priok guna menekan tingginya dwelling time dan meningkatnya yard occupancy ratio di pelabuhan terbesar itu.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pelayaran Indonesia (INSA) Asmary Herry menjelaskan back up area harus segera dibangun dengan mencari lahan alternatif di Pelabuhan Tanjung Priok karena lamanya dwelling time dan yard occupancy ratio (YOR) mempengaruhi produktivtas bongkar muat.
Asmary menyatakan back up area harus disediakan karena bongkar muat barang akan terus meningkat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Lebaran 2013.
“Pelayaran memang saat ini dampaknya tak langsung tetapi tingginya YOR bisa menyebabkan menurunnya produktivitas bongkar muat dan menyebabkan tersendat kegiatan bongkar muat,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (7/1/2013).
Dia menambahkan produktivias bongkar muat berjalan secara cepat bila YOR berada pada kisaran 60% hingga 70% dengan kecepatan bongkar muat 24 box per crane per jam.
Sedangkan jika produktivtas bongkar muat telah mencapai 80% maka dapat menyebabkan menurunnya produktivitas bongkar muat dengan kecepatan bongkar muat di bawah 20 box per crane per jam.
Dia memproyeksikan pada dua pekan mendatang tingginya dwelling time dan YOR di pelabuhan Tanjung Priok akan berdampak pada menurunya produktivtas bongkar muat sejumlah kapal yang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan.