Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro


Aspal Pertamina siap didistribusikan (indonetwork.co.id)

BISNIS.COM, JAKARTA--Gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah membuat PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan aspal residu pengolahan bahan bakar minyak (BBM) di Kilang Cilacap sebanyak 708.826 metrik ton sepanjang tahun ini.

Joko Pitoyo, Manajer Pertamina Bitumen Trading mengatakan target penjualan aspal sebanyak 708.826 metrik ton itu lebih tinggi 19,4% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2012 yang sebesar 593.616 metrik ton. Proyek pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah pun masih menjadi konsumen utama perseroan.

“Aspal sendiri memang memiliki tren konsumsi yang unik, dimana terjadi tren musiman mengikuti penyelesaian proyek yang dilakukan Pemerintah. Umumnya, semester 1 konsumsi masih rendah, tetapi akan melonjak pada semester 2,” katanya di Jakarta, Jumat (28/6/2013).

Joko mengungkapkan meningkatnya konsumsi pada semester 2 disebabkan sejumlah proyek infrastruktur dikebut untuk diselesaikan pada akhir tahun. Pada periode Januari-Mei 2013 saja perseroan baru menjual sekitar 166.000 ton aspal atau lebih rendah 10,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 185.00 ton.

Tingginya konsumsi pada awal 2012, lanjut Joko, disebabkan kelangkaan aspal di akhir 2011, sehingga banyak proyek infrastruktur yang mundur hingga awal 2012. “Langkanya aspal di akhir 2011 karena Kilang Cilacap dan kilang lain pemasok aspal turn over di saat yang bersamaan, sehingga kami tidak dapat memasok dan mengimpor aspal,” jelasnya.

Permintaan aspal diperkirakan 1,1 juta ton per tahun, sementara itu kapasitas produksi aspal di Kilang Cilacap hanya 345.000 ton per tahun. Dengan demikian, saat ini Indonesia masih mengimpor aspal untuk memenuhi kebutuhan aspalnya.

Pertamina Bitumen Trading pun masih harus mengimpor aspal dari negara lain di kawasan Asean, Korea Selatan dan negara di Kawasan Timur Tengah.

Berdasarkan data Pertamina pada 2012 sebanyak 494.500 ton aspal atau 65,8% konsumsi nasional digunakan untuk membangun jalan nasional non-tol sepanjang 39.500 kilometer yang dibiayai APBN.

Kemudian 247.250 metrik ton aspal atau sekitar 32,9% dari konsumsi nasional digunakan untuk membangun jalan provinsi dan kabupaten sepanjang 437.767 kilometer.

Sementara jalan nasional tol hanya menghabiskan 9.660 metrik ton aspal atau sekitar 1,3% dari total konsumsi nasional 2012 yang sebesar 593.616 metrik ton.

Selain itu, Pertamina Bitumen Trading juga memiliki Pabrik Aspal Gresik yang bertugas mengemas aspal dari Kilang Cilacap dan aspal impor sebelum dijual ke agen. Produk aspal yang dijual sendiri berupa aspal curah dengan harga US$655 per ton dan aspal dalam bentuk drum seharga US$681 per metrik ton.

“Jadi untuk harga sendiri juga memang berbeda. Kalau aspal yang dibeli langsung dari Kilang Cilacap itu seharga US$655 per metrik ton untuk yang curah,” jelasnya.

Saat ini Pertamina Bitumen Trading masih menguasai sekitar 60% dari total pasar aspal di dalam negeri. Hal itu disebabkan banyaknya aspal impor di wilayah Sumatra dengan harga yang lebih kompetitif karena lebih dekat dengan tempat produksinya di Singapura dan Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper