BISNIS.COM, JAKARTA—Sehari setelah penaikan BI Rate, gejolak rupiah mulai teratasi dan kini Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo pun menunggu ketegasan pemerintah untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM).
Gubernur BI siap dengan kenaikan BBM. "Seandainya BBM dinaikan, pasti akan ada tekanan inflasi dan BI akan terus mewaspadai. Kalau kita disuruh merespon, nantinya respon itu akan dalam bentuk bauran kebijakan," jelasnya hari ini, Jumat (14/6/2013).
Solusi yang ditawarkannya dalam bentuk bauran kebijakan, termasuk kebijakan makroprudensial. "Seandainya pembahasan DPR itu selesai dan akan ada kenaikan BBM, kita harapkan suasana ini yang perlu kita respon, yaitu ada ekspektif inflasi. Adanya kekhususan untuk menjaga agar kestabilitasan sistem keuangan," katanya.
Kalau APBNP menyetujui penyesuaian harga BBM, Agus memprediksikan tekanan difiskal akan berkurang. Defisit akan berkurang. Dia menjelaskan keadaan perbankan saat ini masih dalam keadaan sehat.
Kini perkreditan bisa tumbuh di atas 20% dan kredit bermasalahnya berada dibawah 3%. Rasio kecukupan modal diatas 18% dan BI kini sedang mengawasi pertumbuhan properti. Kini pertumbuhan properti di atas 35%, bahkan 40%.
Agus mengakui kini pertumbuhan ekonomi tak bisa capai 6,8% dan dikoreksi lebih rendah. Sebelumnya DPR merekomendasikan pada angka 6,3%. Selain itu, dia menyampaikan kalau pada periode Juni, Juli dan Agustus adalah periode inflasi tinggi.