Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

BISNIS.COM, BANDUNG—PT Pupuk Kujang Cikampek memastikan kebutuhan pupuk subsidi untuk 2013, yang mencapai 670.000 ton, tidak akan terganggu, meskipun perusahaan produksi pupuk di pabrik 1A terancam terhenti selama 3 bulan akibat gangguan pasok gas .

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berencana memperbaiki sakuran pipa di Cirebon pada Agustus-Oktober 2013, sehingga pasokan gas alam akan terganggu.

Kepala Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Aby Radityo mengatakan gas alam dibutuhkan perusahaan, yang berbasis di Purwakarta itu, sebagai bahan bakar utama pembuatan pupuk.

Sejak 2012, pihaknya telah bekerjasama dengan anak usaha PT Pertamina untuk memenuhi kebutuhan gas sebanyak 39 juta kaki kubik per hari hingga 2016.

"Rencana penghentian produksi ini memang sudah dikabarkan Pertamina sejak 2 tahun lalu. Kami sudah antisipasi sedemikian rupa sehingga tidak berdampak pada proses produksi dan kebutuhan masyarakat," katanya saat dihubungi Bisnis hari ini, Selasa (11/6/2013).

Menurut dia, sejak awal tahun pihaknya telah menggenjot produksi pupuk subsidi sesuai dengan angka kebutuhan yang disampaikan Dinas Pertanian Jabar. Meski begitu, penghentian pasokan gas diakui akan berdampak pada penjualan pupuk nonsubsidi.

"Kami mengusulkan ke Pertamina agar disiapkan by pass untuk pipa yang akan masuk ke Pupuk Kujang. Kalau pada akhirnya, mereka tidak bisa melakukan itu, tidak ada pilihan bagi perusahaan kecuali memang berhenti produksi," tuturnya.

Dia menyebutkan kebutuhan gas pabrik 1A mencapai 30 juta kaki kubik dengan kapasitas produksi pupuk sebanyak 570.000 ton per bulan, atau 1,14 juta ton per tahun.

Penghentian pabrik 1A itu akan dimanfaatkan untuk perbaikan permesinan yang memang dijadwalkan setiap tahun. Sedangkan proses produksi tetap berjalan dengan mengandalkan pabrik 1B.

Hingga kini, stok pupuk masih surplus, dengan jumlah pupuk urea 85.700 ton, dan stok di pabrik sebanyak 31.400 ton. Sedangkan yang sudah ada di gudang lini 3 sebanyak 54.300 ton.

Kebutuhan pupuk di Jabar untuk Juni mencapai 43.800 ton, sehingga masih ada surplus pupuk hingga 41.900 ton.  "Kondisi itu, dipastikan cukup aman, bila pasokan gas benar-benar terhenti."

Sementara itu, Manajer Komunikasi PT Pupuk Kujang Cikampek Waryoto menambahkan, pabrik 1A merupakan salah pabrik yang sudah berumur tua, karena dibangun pada 1975. Oleh karenanya, perusahaan BUMN itu pun tengah membangun pabrik 1C.

"Revitalisasi diperlukan karena teknologi mesin yang lama sudah, terlalu boros dan kurang ramah lingkungan,” jelasnya.

Investasi yang dibutuhkan untuk revitalisasi pabrik, yang sebelumnya menggunakan mesin kellog itu, mencapai US$897 juta. Pabrik baru tersebut diharapkan mampu memproduksi amonia 2.000 ton dan urea 3.500 ton per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdi Ardia
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper