BISNIS.COM, JAKARTA: Menteri Aministrasi Umum untuk Supervisi Kualitas, Inspeksi, dan Karantina Republik Rakyat China (RRC) Zhi Shuping menemui Mentan Suswono di Jakarta, Rabu (22/5/2013). Selain berkomitmen untuk membebaskan hambatan administrasi atas produk salak Indonesia, pihak China ternyata menyampaikan keberatan pada Indonesia atas dua hal.
Pertama, terkait dengan pelabuhan masuk untuk produk buah-buahan dari China, yang tidak bisa lewat Tanjung Priok, tetapi melalui pelabuhan di luar Jakarta.
Kedua, terkait dengan inspeksi atau pemeriksaan oleh SGS terhadap produk pertanian China yang akan dieskpor ke Indonesia di pelabuhan di Tiongkok.
SGS merupakan sebuah lembaga surveyor di bidang jasa pengawasan lalu lintas ekspor-impor, yang berpusat di Jenewa, Swiss. Pada 1956 pemerintah Indonesia berkongsi dengan SGS dan membentuk PT Superintending Co (Sucofindo).
Pihak China keberatan dengan dua hal tersebut karena memberatkan pengusaha mereka yang melakukan ekspor ke Indonesia. “Karena ada tambahan biaya yang cukup besar akibat penerapan kedua kebijakan tersebut,” kata Zhi.
Pihak China menyadari, dua hal tersebut tidak semuanya menjadi wewenang Kementan RI untuk mengaturnya, tetapi juga ada juga wewenang kementerian lain. Karena itu Zhi meminta agar Mentan dapat membicarakan hal tersebut dengan kementerian terkait.
Menangggapi hal ini Mentan menyatakan akan mendiskusikannya dengan kementerian terkait. (mfm)