BISNIS.COM, SEMARANG – Pengelolaan drainase dan penanganan banjir di Kota Semarang akan dilakukan melalui pengoperasian Sistem Polder Banger yang diperkirakan menelan biaya Rp1,5 miliar setahun.
Polder Banger merupakan proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Pemkot Semarang dengan Pemerintah Belanda melalui organisasi donor ORIO yang sedianya menggelontorkan dana operasional untuk setahun.
Bantuan pengelolaan sistem drainase itu akhirnya gagal dikucurkan pasca-pertemuan April lalu di Belanda, karena persyaratan teknis dari Pemerintah Indonesia cukup memberatkan pihak pendonor dalam menyalurkan dana.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Bambang Haryono mengatakan program Polder Banger merupakan proyek percontohan dalam pengelolaan sistem drainase dan penanganan banjir di Kota Semarang yang sudah dirancang sejak 2009.
“Polder Banger dulunya dirintis Badan Pengola Polder Banger Sima melibatkan pakar, masyarakat, pemerintah daerah, pengusaha dan lainnya yang rencananya beroperasi 2014," katanya Rabu (22/5/2013).
Meski gagal menyuntikkan dana pengelolaan, Pemerintah Belanda mengirimkan bantuan tujuh tenaga ahli untuk penyelesaian pemasangan sistem drainase sekaligus memberikan pelatihan keahlian dalam proyek tersebut.
Karena bantuan gagal dicairkan maka dana pengelolaan sebesar Rp1,5 miliar ditanggung bersama dan telah disetujui Bappenas dengan porsi Pemerintah Pusat 35%, Pemprov Jawa Tengah dan Pemkot Semarang masing-masing 32,5%.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Energi dan Geologi Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang, Rosyid Husodo menuturkan polder akan mulai digunakan September 2014 dan saat ini masih dalam persiapan teknis instalasi dan pendukung operasionalisasi.
“Untuk operasionalisasi, Pemkot Semarang sudah membangun rumah pompa penunjang pengelolaan polder, tinggal menunggu pembangunan kolam retensi (penahan), beberapa pengerjaan menjadi tanggung jawab pusat dan pemprov,” ujarnya.
Pemerintah pusat dan Pemprov Jateng masing-masing bertanggung jawab pada pembangunan bendungan dan pengadaan enam pompa masing-masing berkapasitas 1.500 meter kubik per detik. (dot)