BISNIS.COM, JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi 2014 diprediksi melebihi 6,5% dengan adanya sentimen positif dari pesta demokrasi Pemilu 2014 dan didukung oleh perkiraan membaiknya perekonomian dunia.
Bambang P.S. Brodjonegoro, Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal mengatakan kontribusi pemilu dalam pertumbuhan ekonomi bisa menambah 0,3 percentage point di 2014.
Namun, dia menekankan proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 6,5% di 2014 itu harus didahului dengan keputusan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Pada 2014 bisa di atas 6,5% kalau ekonomi global membaik disertai dengan membuat kebijakan yang tepat [terkait BBM bersubsidi],” ujarnya.
Dia mengingatkan penundaan keputusan penaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada makin besarnya pemotongan anggaran di APBN untuk menjaga defisit tidak melebihi ketentuan UU no.17/2003 tentang Keuangan Negara, yakni maksimal 3% terhadap PDB.
Padahal, pemotongan anggaran berimplikasi pada berkurangnya fungsi stimulus APBN kepada roda perekonomian. Dengan menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini, lanjutnya, ruang gerak fiskal di APBN 2014 diharapkan makin luas sehingga pemerintah mampu mengalokasikan lebih banyak belanja yang akan mendorong perekonomian.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, berpendapat pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tengah pergolakan politik, meski memiliki keterkaitan yang lemah [decoupling], menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal.(26/yus)
