BISNIS.COM, JAKARTA – Kendati stok barang masih cukup, pedagang mendesak pemerintah segera mengatasi kelangkaan solar mengingat masalah itu secara laten dapat menaikkan harga bahan pokok.
Pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dalam beberapa hari terakhir masih di atas 2.000 ton per hari meskipun ada kendala distribusi dari beberapa daerah pemasok. Dalam kondisi normal, jumlah beras yang masuk ke pusat beras terbesar di DKI Jakarta itu antara 2.000-3.000 ton per hari.
Sekretaris Koperasi PIBC Nellys Soekidi mengatakan pasokan beras sejauh ini masih datang dari Jawa Barat meskipun dari Jawa Tengah dan Jawa Timur berkurang.
Akibat sulit mendapatkan solar, banyak penggilingan padi berskala kecil di Jatim tak dapat mengoperasikan mesin. Menurut Nellys, penggilingan yang biasanya beroperasi setiap hari, kini hanya tiga hari sekali. Padahal, sebagian wilayah di provinsi itu sudah memasuki masa panen.
Sopir kendaraan pengangkut beras dari sentra produksi pun terpaksa mengantre semalaman di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk mendapatkan solar sehingga pasokan dari Jatim dan Jateng terlambat datang.
“Sementara ini pengaruhnya di Cipinang memang belum signifikan, tapi kalau masalah ini tidak cepat ditangani, pasti akan berdampak,” katanya hari ini, Minggu (28/4/2013).
Nellys yang memiliki lima kios beras di PIBC mengatakan dalam beberapa hari terakhir, truk pengangkut beras yang tiba di kiosnya hanya empat armada setiap sore dari sebelumnya 6-7 armada berkapasitas masing-masing 10 ton.
Harga beras medium di PIBC sejauh ini belum menunjukkan pergerakan. Harga beras jenis IR III bertahan di Rp6.900-Rp7.000 per kg, IR II Rp7.000-Rp7.200 dan IR I Rp7.300-Rp7.400.
Sementara, harga beras rata-rata nasional berdasarkan data Kementerian Perdagangan melonjak dari Rp9.049 pada Kamis (25/4) menjadi Rp13.250 per kg sehari kemudian.
Nellys berpendapat kelangkaan solar di berbagai daerah mungkin saja mengerek harga beras secara nasional meskipun di PIBC masih wajar.
Pasokan sayur-mayur dan buah-buahan di Pasar Induk Kramatjati pun masih normal. “Sampai hari ini tidak ada masalah,” kata Ketua Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) Kramat Jati Setyo Margono.
Sentra perdagangan hortikultura di ibukota itu setiap hari menerima pasokan sayuran dan buah-buahan masing-masing 1.500 ton dari Jatim, Jateng dan Jabar.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melaporkan pasokan barang di kawasan timur Indonesia mulai mengalami hambatan walaupun belum cukup berarti.
Wakil Sekjen Aprindo Satria Hamid meminta pemerintah segera menuntaskan kelangkaan solar agar gangguan distribusi tidak semakin parah.
Secara umum, pasokan barang dari pabrikan dan distributor memang terpantau lancar. Stok barang pun rata-rata masih cukup untuk memenuhi kebutuhan tujuh hari ke depan sehingga peritel belum menaikkan harga.
“Tapi jika masalah ini berlarut, pasti akan memengaruhi pasokan dan harga barang,” ujarnya.