BISNIS.COM, JAKARTA--Pangsa pasar ikan hias Indonesia di pasar dunia masih jauh tertinggal dari Singapura.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Subjakto mengatakan saat ini pangsa pasar ikan hias Indonesia saat ini masih berada di peringkat ke-5.
"Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, sampai 2011 Indonesia baru menguasai 6,95% perdagangan ikan hias dunia. Saat ini Indonesua berada di bawah Republik Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura," ujarnya hari ini, Jumat (19/4/2013).
Slamet menambahkan saat ini pangsa pasar Singapura di pasar ikan hias internasional mencapai 21,6%. Menurutnya, volume ekspor ikan hias Indonesia pada 2011 hanya mencapai 1,77 juta kilogram, susut 25,32% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Adapun secara nominal, ekspor ikan hias Indonesia per 2011 mencapai US$18,26 juta. Jumlah tersebut turun 7,64% dibandingkan dengan nilai ekspor di tahun sebelumnya senilai US$19,77 juta.
Meski demikian, lanjutnya, potensi ekspor ikan hias Indonesia saat ini mencapai US$60 juta--US$65 juta per tahun. Jika potensi tersebut bisa dimaksimalkan, maka Indonesia bisa menandingi Singapura sebagai salah satu pemain utama ikan hias di pasar dunia.
Slamet menyebut Jumlah species ikan hias air tawar di Indonesia lebih dari 450 species, dari total 1.100 species ikan hias air tawar di dunia. Sementara itu spesies ikan hias air laut Indonesia mencapai 700 jenis dan sebagian besar merupakan spesies khas Indonesia.
"Apabila potensi ini ditangani secara serius oleh pemerintah dan seluruh stakeholders ikan hias Indonesia, maka Indonesia akan mampu berbicara banyak di pasar Internasional dan menjadi eksportir terbesar didunia," ungkapnya.
Selain berpotensi menjadi pengekspor terbesar ikan hias di dunia, Indonesia juga berpeluang menjadi salah satu eksportir terbesar tanaman hias air. Menurutnya, ekspor tanaman hias air Indonesia pada 2011 mencapai 3 juta batang, atau meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan ekspor di tahun 2008.
Tujuan ekspor tanaman hias air, lanjutnya, a.l Spanyol, New Zealand, Turki, Belanda, Jerman, Denmark,Portugis, Hawai, Jepang, dan Singapura . Meski demikian, negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat tercata sebagai tujuan utama ekspor tanaman hias air.
Selaras dengan nilai ekspor, nilai impor ikan hias juga mengalami penurunan. Tahun 2011 nilai impor mencapai US$34.480 ribu, turun 26,51% dibandingkan dengan impor tahun 2010 sebesar US$ 46.920.
"Jumlah izin impor ikan hias Indonesia yang direkomendasikan oleh DJPB tahun 2011 mencapai 10,78 juta ekor, tetapi realisasi impornya hanya 1,53%, atau setara dengan 165.082 ekor," jelasnya.
Rendahnya realisasi impor berlanjut di tahun lalu. Rekomendasi impor sebanyak 38.720.013 ekor, hanya terealisasi 1,6%, atau setara dengan 619.911 ekor.