BISNIS.COM, PEKANBARU--PT Chevron Pacific Indonesia menyatakan potensi minyak dari ladang-ladang minyak yang tersebar di Provinsi Riau mencapai sekitar 28 miliar barel, luar biasa besar dibandingkan dengan produksi kumulatif saat ini sebesar 11,5 miliar.
Senior Vice President Policy, Government, and Public Affairs PT CPI Albert Simanjuntak mengatakan potensi sumber daya minyak yang ada di Riau masih cukup besar.
Kendati pengembangan ladang-ladang minyak di wilayah ini sudah memasuki era secondary atau injeksi air.
"Dari potensi minyak yang ada di bawah tanah di Riau ini yang mencapai 28 miliar barel, produksi kumulatifnya baru sekitar 11,5 miliar barel. Ini sangat luar biasa besar," ujarnya dalam acara dialog bersama Komisi VII, Senin (15/4/2013).
Ke depannya, lanjutnya, persoalan investasi dan teknologi menjadi tantangan utama dalam upaya meningkatkan produksi minyak di Riau. Untuk itu, dia berharap dukungan penuh dari seluruh pihak terkait, terutama SKK Migas dan Komisi VII DPR RI.
"Investasi dan teknologi menjadi kunci utama kami meningkatkan produksi minyak. Untuk Riau ini, sudah lebih dari 80 tahun Chevron beroperasi dan kalau tantangan itu bisa diselesaikan, kami yakin bisa berproduksi sampai 50 tahun lagi," tutur Albert.
Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Riau Achmad Farial mengungkapkan beberapa kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas yang ada di Riau tidak melakukan investasi baru.
Terutama untuk eksplorasi blok-blok baru yang dilelang pemerintah sejak 2004--2013.
"Maksud kunjungan Komisi VII DPR RI ke Riau ini adalah dalam rangka penyerapan aspirasi di daerah terutama sektor sumber daya mineral. Kami juga inginkan adanya penjelasan atau jawaban menyangkut produksi dan distribusi masing-masing KKKS migas yang ada di sini," ujarnya.
Yang penting, lanjutnya, Komisi VII harus mendapatkan penjelasan langsung dari para KKKS migas menyangkut penyebab kontraktor tidak bisa menaikkan produksi dan tidak ingin melakukan eksplorasi baru di Riau.
Kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Riau yang diagendakan mulai 15--17 April diikuti oleh 8 orang, yakni Achmad Farial dari Fraksi PPP, Sutan Sukarnotomo, Efi Susilowati, dan Dalimi Abdullah dari Fraksi Partai Demokrat.
Selain itu, juga hadir Arsyadjuliandi Rachman dan Bobby Adhityo Rizaldi dari Fraksi Partai Golkar. Selanjutnya, Nur Hasan Zaidi dari Fraksi PKS dan Alimin Abdullah dari Fraksi PAN.
Selain berdialog dengan KKKS Migas yang ada di Riau, Komisi yang membidangi sektor energi dan sumber daya mineral, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup, juga berencana meninjau langsung kondisi PLTU Tenayan.
Selanjutnya, rombongan juga melakukan pertemuan dengan PT PGN (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero) beserta jajarannya.