BISNIS.COM, JAKARTA—Maskapai penerbangan Grup Bhakti Investama, PT Indonesia Air Transport Tbk diketahui mempercayakan sewa operasi pesawat Airbus A320—212 dengan perusahaan leasing Universal Jet Asia, Ltd atau UJET.
Berdasarkan laporan keuangan audit 2012, Indonesia Air yang berkode saham IATA di Bursa Efek Indonesia ini mempercayakan perusahaan leasing yang berbasis di Boca Raton, Florida, AS itu.
“Peristiwa setelah periode pelaporan, kami mengadakan perjanjian sewa operasi pesawat Airbus A320-212 dengan Universal Jet Asia pada 28 September 2012 dan diwajibkan memenuhi beberapa kewajban,” tulis manajemen perseroan yang dipimpin oleh Syafril Nasution ini.
Dalam perjanjian itu, Indonesia Air wajib membayar UJET sebesar US$2.400 per jam penerbangan. Perseroan juga memberikan kesanggupan atas pemakaian pesawat minimal mencapai 250 jam terbang sebulan.
Indonesia Air juga bertanggung jawab mengoperasikan pesawat sesuai dengan peraturan penerbangan di Indonesia dan menanggung beban bahan bakar atas pengoperasian pesawat itu.
Perseroan selama ini beroperasi pada layanan transportasi udara tidak berjadwal atau charter tetapi sejak akhir Februari lalu, IATA dengan nama Indonesia Air terjun di bisnis penerbangan reguler menggunakan pesawat Airbus A320 dan menjadikan Bandung sebagai kantor pusat.
Manajemen IATA mengungkapkan perjanjian sewa operasi itu diteken selama 3 tahun berkelanjutan dengan opsi Indonesia Air dapat memperpanjang sewa 1 tahun pada akhir sewa.
Selain itu perpanjangan juga dapat ditambahkan 1 tahun setelah masa perpanjangan sewa berakhir dengan jumlah keseluruhan mencapai 5 tahun.
Adapun UJET berdiri pada 1995 dan mendapatkan sertifikasi dari FAA sebagai salah satu penyedia solusi penerbangan. Basis perseroan di antaranya berlokasi di Boca Raton (Florida), Teterboro (New Jersey), Van Nuys (California), dan London, Inggris.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan perusahaan yang dikendalikan oleh Grup Bhakti Investama pimpinan taipan Hary Tanoesoedibjo ini mencapai Rp269,28 miliar atau naik dari tahun sebelumnya Rp221,83 miliar.
Meski demikian perseroan belum mampu mencatatkan keuntungan karena tingginya beban selisih kurs dan beban pembiayaan.
Rugi bersih tahun lalu mencapai Rp32,82 miliar dari tahun sebelumnya Rp33,55 miliar, Beban selisih kurs mencapai Rp9,74 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp680 juta dan beban pembiayaan mencapai Rp26,67 miliar.
Pemegang saham perseroan yang tercatat di bursa pada Oktober 2006 ini yakni PT Global Transport Services, anak usaha Bhakti Investama (38,02%) dan publik serta karyawan mencapai 17,44% untuk saham Seri A.
Adapun saham Seri B dimiliki oleh Herst Invesment Ltd (21,26%), Global Far East Investments Ltd (8,71%), Starlight Ltd (7,54%),Oxley Capital Invesments Ltd (5,85%), dan Flamming Luck Invesment Ltd (1,185).
Dalam situs resmi perseroan tercatat delapan rute yang akan dilayani perseroan dari Bandung yakni ke Balikpapan, Palembang, Pekanbaru, Medan, Makassar, Padang, Batam, dan Denpasar.