BISNIS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pertanian optimistis produksi bawang merah dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan pasokan bawang merah diperkirakan bakal stabil pada April karena panen raya bawang merah bakal terjadi.
"Kalaupun terjadi impor, maksimal hanya 25.000 ton,” ujarnya seperti dikutip laman resmi Departemen Pertanian, akhir pekan lalu (31/3/2013).
Sebagai tambahan informasi, total impor bawang merah Indonesia tahun lalu mencapai 122.190 ton, atau setara dengan US$54,48 juta. Sekitar 103.635 ton, setara dengan 84,81% total impor 2012, diimpor pada periode Februrai hingga Mei.
Data Kementerian Pertanian menyebutkan produksi bawang merah Indonesia terus mengalami penurunan sepanjang 2010--2012. Tahun lalu, produksi bawang merah mencapai 959.577 ton, susut 8,52% dibandingkan dengan produksi pada 2010 sebanyak 1,05 juta ton.
Penurunan produksi disebabkan oleh menurunnya minat petani menanam bawang merah. Hal tersebut terungkap dari berkurangnya luas panen bawang merah sebesar 9,41% di periode 2010--2012 dari 109.634 hektare menjadi 99.315 hektare.
Suswono menambahkan Kementan bakal menyiasati pola panen bawang merah dengan pembangunan cold storage. Menurutnya, langkah tersebut bisa menjadi solusi untuk menyimpan bawang merah saat kondisi melimpah dan memenuhi kebutuhan saat suplai sedang minim.
Sebelumnya, Dirjen Hortikultura Kementan Hasanuddin Ibrahim mengatakan bahwa masa panen bawang merah di Indonesia terjadi ada periode Juli--September. Menurutnya, di periode tersebut produksi bisa mencapai 60% dari produksi bawang merah setahun.
Peneliti Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Kementerian Pertanian Muchjidin Rachmat mengatakan tingginya harga bawang disebabkan oleh panjangnya rantai distribusi. Berdasarkan amatannya, margin harga dari tingkat petani hingga ke tangan konsumen bisa mencapai 53,3%.
"Sebelum sampai ke konsumen, harga bawang merah terus naik mulai dari tingkat produsen, pengecer dan pedagang. Penentu harga untuk konsumen berada di pasar induk dan lapak," ujarnya.
Muchjidin menjelaskan pada 2012 harga pokok bawang merah di tingkat petani mencapai Rp3.792 per kilogram. Angka tersebut didapatkan dari biaya produksi sebesar Rp49,29 juta di lahan dengan produktivitas 13 ton per hektare.
Pemerintah, ujarnya, perlu melaksanakan pola perencanaan produksi untuk merencanakan masa tanam bawang merah. Dengan perencanaan tersebut, bisa diketahui kapan dan berapa besar impor harus dilakukan untuk memenuhi kekurangan pasokan dalam negeri.
"Pola perencanaan produksi ini penting karena menyangkut kebijakan impor pemerintah. Perlu impor atau stop impor," ungkapnya.