Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN bantu benahi listrik Myanmar

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan mengirimkan 5 orang staf teknisnya untuk melakukan observasi di perusahaan listrik Myanmar dalam rangka membantu menurunkan losses (produksi listrik yang hilang) di negara itu.

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan mengirimkan 5 orang staf teknisnya untuk melakukan observasi di perusahaan listrik Myanmar dalam rangka membantu menurunkan losses (produksi listrik yang hilang) di negara itu.

Nur Pamudji, Direktur Utama PLN mengatakan setelah Pemerintah Myanmar setuju untuk menerima tawaran Pemerintah Indonesia, pihaknya akan segera mengirimkan 5 orang staf teknisnya.

Staf teknis itu akan melihat kondisi jaringan listrik yang dimiliki perusahaan listrik Myanmar dan merumuskan langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan losses.

“Kalau sudah tahu kondisinya, kami akan cari cara yang paling mungkin untuk menurunkan lossesnya, baru kemudian kami susun pasukan yang akan diterbangkan ke sana [Myanmar]. Anggotanya bisa 10 orang sampai 15 orang,” katanya di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Seperti diketahui, langkah PLN ini merupakan bagian dari 15 badan usaha milik negara (BUMN) yang akan mengembangkan usahanya ke Myanmar. Ekspansi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja perseroan dan melakukan penetrasi pasar di kawasan Asia Tenggara.

Nur yakin PLN dapat membantu perusahaan listrik Myanmar menurunkan losses-nya menjadi di bawah 20% untuk tahun ini.

Pasalnya, losses sebesar 9% yang dialami PLN saat ini tergolong rendah dibandingkan dengan negara berkembang lain, seperti India yang mengalami losses 24% per tahun dan Brazil sebesar 16% per tahun.

Menurutnya, losses yang dialami PLN saat ini disebabkan masih banyaknya pelanggan yang menggunakan tegangan rendah atau sebesar 220 volt.

Tegangan rendah tersebut menggunakan kawat kecil yang relatif lebih panjang untuk menyalurkan listrik kepada pelanggan, sehingga losses alamiahnya tinggi.

“Kalau semakin banyak konsumen kami yang menggunakan tegangan tinggi dan menengah, losses PLN akan terus turun. Hal itu juga yang menyebabkan losses yang dialami negara maju seperti Jepang, Prancis dan Australia hanya pada kisaran 4,5% hingga 6%,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Nur juga menegaskan PLN tidak akan melakukan investasi dengan membangun pembangkit di luar negeri seperti yang dilakukan BUMN lain.

“Kami bangun pembangkit di dalam negeri saja. Perusahaan lain boleh saja membangun pembangkit di luar negeri, nanti PLN operator ahlinya, kami kasih jasa saja,” ungkapnya.

Sebelumnya, PT Timah (Persero) Tbk, PLN, Garuda Maintenance Facility, PT Telkom (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Perum Bulog, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) berkomitmen melakukan ekspansi ke Myanmar.

Myanmar dianggap pasar yang sangat potensial dan memiliki prospek ekonomi yang baik dengan stabilitas yang tinggi di kawasan Asia Tenggara. Tahun ini setidaknya PT Timah (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan Garuda Maintenance Facility mulai membuka usahanya di negara junta militer itu.

PT Timah (Persero) Tbk akan mulai membuka pertambangan timah dan pabrik pengolahan pemurnian timah di negara itu. Kemudian PT Bukit Asam (Persero) Tbk akan membangun pembangkit listrik tenaga uap 2X20 megawatt di mulut tambang batu bara.

Sementara PT Semen Indonesia (Persero) Tbk akan membangun pabrik semen di negara tersebut, setelah sebelumnya membangun pabrik di Vietnam. Sedangkan Garuda Maintenance Facility akan mengajukan tawaran untuk merawat pesawat Myanmar Airlines.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper