JAKARTA—PT Kereta Api Indonesia akan menarik semua kereta ekonomi non-AC mulai Juni 2013 untuk meningkatkan layanan bagi penumpang.
Kepala Humas PT KAI, Mateta Rizalulhaq mengatakan pada Juni 2013 semua kereta ekonomi non-AC tidak dioperasikan lagi baik untuk jarak jauh maupun KA lokal.
Mateta menjelaskan penarikan kereta ekonomi non AC itu sesuai dengan rencana PT KAI untuk menggantikan kereta ekonomi non AC dengan kereta ekonomi AC.
“Kita targetkan Juni bisa gunakan yang ekonomi AC baik jarak jauh maupun yang KRL untuk Jabodetabek,” ujarnya, Rabu malam (13/3/2013).
Rencana pengalihan KA ekonomi non-AC menjadi KA ekonomi AC akan bersamaaan dengan penggunaan e-tiketing untuk KRL Jabodetabek pada Juni 2013.
Dia menilai pengunaan KA ekonomi AC lebih efektif dibandingkan menggunakan KA ekonomi non-AC karena sering mogok dan mahalnya biaya suku cadang.
Dia mencontohkan KRL ekonomi yang melayani penumpang jurusan Jakarta Kota – Bogor sering mogok ketika sedang beroperasi dan biaya perawatan suku cadang terus meningkat.
Dia menyatakan pihaknya optimis dengan peningkatan layanan KA dapat mengangkut penumpang menggunakan KRL di Jabodetabek pada 2018 mencapai 1,2 juta penumpang per hari.
Peningkatan angkutan penumpang KRL menjadi 1,2 juta penumpang pada 2018, tuturnya, akan diimbangi dengan penyediaan sarana parkir dan penataan peron di sejumlah stasiun yang saat ini sedang dilaksanakan oleh PT KAI.
KRL Jabodetabek saat ini, tuturnya, hanya mengangkut 400.000 hingga 500.000 penumpang per hari.
PT KAI juga akan melakukan sejumlah kerja sama dengan Kemenhub dan sejumlah pemerintah daerah untuk membangun underpass pada perlintasan sebidang yang bersinggungan.
Dia menambahkan pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Pemda DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dalam pembangunan underpass.
Pada lintas Jakarta-Bogor, tuturnya, terdapat 24 sejumlah perlintasan sebidang yang peril diatasi dengan membangun underpass.
KAI merencanakan akan mendatangkan 800 KRL bekas asal Jepang secara bertahap sejak 2014 dengan rincian 160 unit KRL didatangkan setiap tahun hingga 2018.
Menurutnya pada perayaan Idul Fitri 2013, Natal 2013 dan Tahun Baru 2013 pihaknya menargetkan dapat mengangkut 400 kendaraan sepeda motor pada setiap KA yang mendapatdana PSO angkutan mudik hari raya 2013.
KAI mengusulkan agar pemerintah mengurangi dana subsidi (public service obligation) pada 2013 sebesar Rp418 miliar agar dana itu dialihkan sebagai dana PSO angkutan sepeda motor selama hari raya 2013.
Direktur Umum KAI Ignasius Jonan menyatakan pihaknya hanya membutuhkan dana PSO sebesar Rp286 miliar dari dana yang dialokasikan dalam APBN 2013 sebesar Rp704 miliar.
Ignasius menilai pengurangan dana itu sesuai dengan rencana PT KAI untuk tidak mengoperasikan sejumlah KA ekonomi non-AC sehingga tidak membebani APBN pemerintah dalam memberikan dana PSO bagi kereta ekonomi. (ra)