Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BAWANG: Petani Jabar diminta utamakan pasar lokal

BANDUNG--Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar meminta para petani bawang merah lokal memprioritaskan pasar induk lokal ketimbang Jakarta untuk mengatasi gejolak harga akibat kelangkaan bawang merah.Kadisperindag Jabar Ferry Sofwan Arief mengatakan

BANDUNG--Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar meminta para petani bawang merah lokal memprioritaskan pasar induk lokal ketimbang Jakarta untuk mengatasi gejolak harga akibat kelangkaan bawang merah.

Kadisperindag Jabar Ferry Sofwan Arief mengatakan saat ini sudah ada dua sentra bawang merah di Jabar yang sudah memulai panen yakni Kabupaten Bandung dan Garut.

"Dua sentra bawang merah ini sudah kami imbau untuk memprioritaskan suplai ke pasar Induk Caringin Bandung dari pada Kramat Jati, Jakarta," katanya kepada Bisnis, Rabu (13/3/2013).

Ferry mengungkapkan berdasarkan data Dinas Pertanian Jabar, Kabupaten Bandung memiliki potensi 6.000 ton, sementara Garut sebanyak 100 ton.

Menurutnya, jumlah itu memang belum bisa memenuhi kebutuhan seluruhnya dari panen yang ada. Karena itu kami juga mendorong Kabupaten Cirebon dan Majalengka, tetapi belum bisa diandalkan.

Pergeseran prioritas suplai itu diharapkan bisa mengendalikan harga bawang merah di pasar lokal Jabar tidak terlalu tinggi. "Memang ada petani tergiur juga mengirimkan ke Jakarta karena harganya jauh lebih tinggi," ujarnya.

Laporan dari dinas di 26 kabupaten/kota menunjukan harga bawang merah saat ini berkisar dari Rp30.000-Rp40.000. Sementara terkait bawang putih, pihaknya berharap rencana masuknya bawang putih impor sebesar 29.000 ton bisa menurunkan gejolak harga.

Jabar akan meminta Kementerian Perdagangan memberikan alokasi bawang impor tersebut sebanyak 30%. "Ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri olahan, dan restoran, hotel serta katering," tuturnya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dewan Bawang Nasional (Debanas) Mudasir mengatakan kelangkaan stok bawang merah saat ini dipicu kurangnya manajerial produksi dan hasil produksi sehingga pada saat impor dihentikan produksi lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Dia menuturkan secara nasional produksi bawang merah sebanyak 42.000 ton per tahun dapat memeuhi kebutuhan masyarakat asalkan dikelola dengan baik oleh pemerintah.

"Permasalahannya pada saat panen raya, produksi bawang merah lokal begitu banyak di pasaran sehingga harga anjlok, seharusnya pemerintah menyediakan tempat penyimpanan agar menjadi cadangan stok yang bisa dikeluarkan saat panen raya berakhir," ujarnya.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Others
Sumber : Maman Abdurachman, Hedi Ardhia, Adi Ginandjar, Wisnu Wage
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper