Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI PERIKANAN: Nur, ikan kering, Pekalongan dan Kolombo

Dalam peta Provinsi Jawa Tengah, Kota Pekalongan hanya sebagian kecil. Sepertinya, kota yang di utara dibatasi Lau Jawa dan di timur Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan di bagian selatan dan barat, tidak ada yang terlalu istimewa.

Dalam peta Provinsi Jawa Tengah, Kota Pekalongan hanya sebagian kecil. Sepertinya, kota yang di utara dibatasi Lau Jawa dan di timur Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan di bagian selatan dan barat, tidak ada yang terlalu istimewa.

Pekalongan, yang berjarak 101 km dari Semarang dan 384 sebelah timur Jakarta, dari sisi geografis, lebih kecil dibandingkan dengan Jakarta. Tapi, dari sisi lain, potensi ekonomi kota –yang berdasarkan koordinat fiktifnya ‎membentang antara 510,00 – 518,00 km membujur dan 517,75 – 526,75 km ‎melintang, ternyata bukan kota kecil dibandingkan dengan Jakarta atau Semarang.

Merujuk pada aspek kesenian atau budaya, misalnya, kota yang dijuluki kota batik, pernah melahirkan bintang. Ada Raprox, grup musik indie rock yang namanya melejit lewat album "Batik Kalongan" 2010 & "Helm Cakil" 2007. Kemudian ada Halmahera, grup musik dangdut amatir/indie label yang bermarkas dipinggran kota yang memiliki seorang personel wanita yang masuk dapur rekaman mayor label yakni Mimin Aminah dengan lagu/single perdananya "Dosa Masa Lalu" pada tahun 2007 silam.

Juga ada Band Tuman, grup musik indie label yang tergabung dalam album kompilasi indie "Sang Bintang Radio 2011" yang diedarkan oleh IdiOt Record Tegal.

Begitupun dari sektor lain, Pekalongan (ternyata) memiliki potensi yang sudah diperlihatkan kendati masih harus terus dipacu. Perlu bukti? 15 ton ikan kering dari Pekalongan Jawa Tengah telah diekspor ke Kolombo, Srilanka.

Peristiwa1 6 Januari 2013 itu, diisi oleh jenis ikan tenggiri, zero(lemuru). Itu dilakukan melalui seorang wanita. Nur Hidayatul Khosyi’ah, pemilik UD Hasil Tiga Mulia adalah tokohnya.

Pengiriman ikan kering yang bernilai sekitar Rp160 juta ke Kolombo diperkirakan memerlukan waktu sekitar 20 hari, dengan menggunakan truck container yang memiliki sirkulasi udara sehingga kualitas ikan kering masih dapat terjaga.

Baginya, kinerja ini masih bisa dipacu. Dengan catatan, persoalan modal mampu diatasi. Sejauh ini mereka terkendala pada masalah permodalan, pengepakan yang membutuhkan mesin press. Saat ini, mereka masih menggunakan system manual bukan mesin.

Ini harus dibenahi. Lantaran pesanan juga tidak hanya untuk ikan kering saja, di beberapa negara banyak konsumen yang memesan ikan segar. Termasuk mengatasi persoalan tidak adanya cold storage yang dapat membuat ikan tahan lama dan dapat digunakan untuk menyimpan bahan baku pada saat para nelayan tidak bisa mencari ikan dikarenakan cuaca buruk.(msb)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Martin Sihombing

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper