MALANG—Nestle genjot bangun biogas bagi peternak MALANG-Produsen susu dan makanan Nestle Indonesia menargetkan akan membangun 33.000 unit kubah biogas hingga 2015, guna membantu untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi peternak sapi perah mitranya.
Presiden Direktur Nestle Indonesia Arshad Chaudhry mengatakan saat ini perusahaan tersebut telah membangun 5.000 unit kubah biogas yang peresmiannya dilaksanakan di salah satu rumah peternak di Pujon, Malang Jawa Timur.
"Nestle Indonesia berkomitmen untuk mendukung dibangunnya kubah biogas menjangkau seluruh 33.000 peternak susu sapi perah anggota mitra di Jawa Timur hingga akhir 2015," ujarnya dalam peresmian kubah biogas ke-5.000 hari ini, Rabu (6/12/2013).
Dia menambahkan penerapan teknologi biogas di lingkungan peternak sapi perah di Jawa Timur dilakukan melalui kerja sama dengan organisasi nirlaba global,Hivos (Yayasan Rumah Hijau), sejak Mei 2010.
Konversi kotoran hewan menjadi biogas, lanjutnya, dapat menurunkan masalah lingkungan dan dapat menciptakan nilai tambah sebagai sumber energi terbarukan.
"Upaya ini sebagai creating shared value. Kami yakin untuk mencapai sukses dalam jangka panjang mak kami harus mampu menciptakan manfaat bagi masyarakat sepanjang mata rantai bisnis Nestle."
Manajer Hivos Robert De Groot, mengatakan proyek ini juga menciptakan lapangan kerja. Saat ini sudah terdapat 300 pekerja yang bisa membangun kubah biogas.
"Yang utama adalah meyakinkan peternak akan pentingnya biogas ini. Program ini juga sesuai dengan program pemerintah yang ingin mengadopsi program Biru sebagai program nasional."
Salah satu peternak yang ikut program biogas, Rochman mengatakan untuk membangun kubah biogas seluas 6 m3 yang bisa menampung kotoran 6 ekor sapi, biaya yang diperlukan mencapai Rp5,6 juta, dengan subsidi dari Nestle Rp2 juta dan sisanya diangsur.
"Biogas yang dihasilkan bisa untuk memasak, memanaskan air untuk mandi, dan menyalakan 2 lampu petromaks," katanya.
Cara pengelolaannya juga cukup praktis karena kotoran sapi itu hanya disodok untuk masuk ke kubah biogas tersebut dan energi terbentuk dengan sendirinya.
Ampas kotoran yang tersisa, lanjutnya, dimanfaatkan sebagai pupuk alami."Kami bisa menghemat hingga 4 tabung gas 3 kg dalam sebulan. Masih ditambah bisa dapat pemanas air dan lampu penerang." (sut)