JEDDAH-Neraca perdagangan Indonesia dan Arab Saudi diharapkan tumbuh 25% pada 2013 mengikuti tren pertumbuhan pada periode sebelumnya.
Di sisi lain, dalam rangka meningkatkan perdagangan dan meningkatkan investasi, Kementerian Perdagangan mengadakan Indonesia-Saudi Arabian Business Forum pada Senin (4/2).
Hadir dalam forum 120 pengusaha dari Arab Saudi yang bergerak di sektror migas dan petrokimia, otomotif, farmasi, pertanian, biro travel, konstruksi, produk kertas, Islamic Development Bank (IDB), dan Kamar Dagang dan Industri (Jeddah Chambers of Commerce & Industry).
Widharma Raya Dipodiputro, Staf Ahli bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Kementerian Perdagangan, mengemukakan forum bisnis itu diharapkan terus meningkatkan pertumbuhan ekspor RI ke Arab Saudi sekitar 25% pada tahun ini.
"Ini bagian kami untuk terus menggenjot pertumbuhan ekspor dengan mulai melirik potensi dagang non tradisional seperti Afrika dan Kawasan Timur Tengah termasuk Arab Saudi," ujarnya hari ini (Minggu, 3/2).
Forum bisnis itu dinlai penting sehingga direncanakan juga akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa Kabinet Indonesia Bersatu. Kehadiran Kepala Negara itu merupakan rangkaian dari kunjungan ke Liberia, Mesir, Arab Saudi.
Direncanakan presiden akan memberikan keynote speech pada Indonesia-Saudi Arabia Business Forum dan bertemu dengan sejumlah pengusaha asal negara penghasil minyak terbesar dunia termasuk IDB dan Kadin Arab Saudi. Setelah itu, Kepala Negara dijadwal meneruskan perjalanan kunjungan kerja dengan umroh di Mekkah dan Madinah.
Pada Forum Bisnis RI - Arab Saudi itu, hadir sejumlah perusahaan yang siap menjalin kerja sama a.l PT Pertamina (Persero), PT Wijaya Karya, Bank Jabar, BNI, BII, Sinarmas Grup, Astra, Grup Indofood Sukses Makmur.
Di tengah-tengah kinerja ekspor Indonesia yang merosot, kegiatan forum bisnis ini dinilai sangat penting sekali terutama peningkatan ekspor nonmigas. Sebagai gambaran, ekspor RI ke Arab Saudi dalam 6 tahun terakhir menunjukkan tren yang positif. Pada 2007, ekspor nonmigas mencapai US$944,23 juta, 2008 (US$1,19 miliar), 2009 (US$956,24 juta), 2010 (US$1,167 miliar). Sementara pada periode Januari - Oktober masing-masing pada 2011 mencapai US$1,199 miliar dan 2012 mencapai US$1,504 miliar.
Dari ekspor nonmigas, ke-10 besar produk ekspor ke Arab Saudi didominasi oleh produk peralatan otomotif, produk kayu, tekstil, ban, produk kertas, CPO, produk bumbu makanan, perangkat migas