Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETAHANAN PANGAN masih rendah

JAKARTA:  Ketahanan Indonesia dalam memproduksi dan menghasilkan produk pangan secara mandiri dinilai masih rendah.Pemerintah perlu lebih giat melakukan upaya divertifikasi pangan termasuk mengeser fokus dari land based food ke marine based.Direktur

JAKARTA:  Ketahanan Indonesia dalam memproduksi dan menghasilkan produk pangan secara mandiri dinilai masih rendah.

Pemerintah perlu lebih giat melakukan upaya divertifikasi pangan termasuk mengeser fokus dari land based food ke marine based.

Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Suaimi Suriady, mengatakan sampai saat ini produksi makanan domestik hanya mampu memenuhi sekitar 27% kebutuhan pangan dalam negeri. Sementara 70% hingga 73% diperoleh dari bahan impor.

"Produk susu misalnya, sebesar 80% kita harus impor. Ini menunjukan ketahanan pangan, dalam konteks produksi pangan secara mandiri, Indonesia masih belum bisa," katanya, Kamis (31/1/2013).

Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Purwiyatno Hariyadi, berpendapat ada beberapa solusi yang bisa diterapkan agar ketahanan pangan nasional semakin kuat.

Salah satunya adalah divertifikasi pangan sehingga masyarakat tidak melulu bergantung pada nasi sebagai makanan pokok.

Produk-produk yang berasal dari ubi jalar atau singkong bisa menjadi alternatif sehingga permintaan beras akan menurun.

"Hal ini penting karena dalam pandangan gizi pun, tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi manusia," jelasnya.

Selain divertifikasi makanan pokok, Suaimi mengatakan pemerintah dan pelaku industri juga harus mengeser pemikiran mereka dari land-based-food ke marine-based-food.

Pasalnya, Indonesa memiliki kekayaan laut yang lebih besar dibandingkan dengan potensi pangan daratan.  (ra)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Rustam-nonaktif
Sumber : Christine Franciska

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper