JAKARTA:Enam proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bakal digarap tahun ini dengan mekanisme business to business (B to B).
Keenam proyek SPAM itu terdapat di PDAM Medan, Intan Banjar (Banjarmasin), Gili Trawangan (NTB), Sampit (Kalimantan Timur), Singkawang (Kalimantan Barat) dan Kabupaten Bogor. Tiga diantara enam proyek SPAM itu sudah menemukan peminat dari pihak swasta.
Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Rachmat Karnadi mengungkapkan skema B to B diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.
Dengan mekanisme B to B, pihak swasta dapat langsung menggarap SPAM karena tidak perlu ditenderkan lagi yang akan memakan banyak waktu. Swasta yang dipilih ialah swasta yang sudah mempunyai pendanaan tanpa harus lagi mencari dana dari perbankan. Adapun durasi kerja sama B to B itu ialah selama 25 tahun.
Untuk menggarap proyek SPAM itu, pertama-tama harus mengantongi izin dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU karena akan menggunakan air sungai ataupun waduk. Izin itu harus dibuat karena proyek itu diharapkan tidak mengganggu irigasi.
Dia mengungkapkan SPAM itu dapat digarap segera setelah melakukan Perjanjian kerjasama (PKS) antara Direktur PDAM setempat dengan pihak swasta. Pemerintah bertugas mengawasi agar tarifnya layak bagi masyarakat dan tidak merugikan PDAM.
"Kita harapkan internal tare of return-nya (IRR) sekitar 17% hingga 18%," ujarnya kepada Bisnis, Senin (28/1/2013).
Rachmat menjelaskan SPAM Medan akan digunakan untuk mendukung kehadiran Bandara Internasional Kuala Namu yang akan beroperasi pada tahun ini.
Peminat swasta yang hendak menggarap SPAM Medan ialah PT Drupadi Agung Lestari. Selain SPAM Medan, PT Drupadi Agung Lestari juga menjadi peminat untuk SPAM Intan Banjar di Banjarmasin. (bas)(Foto:commonfloor.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel