Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANJIR JAKARTA: Transportasi & Distribusi Terganggu, Inflasi Terkerek

JAKARTA: Terganggunya transportasi dan distribusi logistik akibat tingginya curah hujan dan banjir berisiko mengerek tingkat inflasi Januari 2013 mendekati 1%.Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengatakan hujan dan banjir dapat mengganggu kelancaran

JAKARTA: Terganggunya transportasi dan distribusi logistik akibat tingginya curah hujan dan banjir berisiko mengerek tingkat inflasi Januari 2013 mendekati 1%.

Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengatakan hujan dan banjir dapat mengganggu kelancaran transportasi dan berisiko mengerek harga barang konsumsi.

"Hujan dan banjir di mana-mana, memang yang paling kita khawatir transportasi tidak lancar. Ini akan pengaruh kepada inflasi di nasional," ujarnya, Kamis (17/01).

Meski sudah diantisipasi, Menkeu menekankan pentingnya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah banjir dan terhambatnya jalur transportasi.

Akibat banjir yang terjadi di sejumlah daerah, kata Agus, tingkat inflasi pada Januari 2013 berisiko menyentuh batas atas, yakni mendekati 1%.

"Mungkin range di atas, mendekati 1%, karena kondisi ini masih belum berakhir. Masih bentuk kondisi musim hujan di awal tahun," katanya.

Selain itu, tekanan inflasi sepanjang 2013 juga muncul dari kenaikan upah minimum sebesar rata-rata 30%, rencana kenaikan tarif tol, tarif dasar listrik, dan harga gas untuk industri.

Tekanan tersebut berisiko meningkatkan laju inflasi sepanjang 2013 sebesar 0,3-0,9% di atas asumsi yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2013, yakni 4,9% (year-on-year).

Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro sebelumnya mengatakan outlook inflasi pada 2013 berada pada kisaran 4,9-5,3%.

"Inflasi 4,9% itu target, sampai 5,3% itu karena ada kekawatiran imported inflation maupun kenaikan UMP," kata Bambang.

Berdasarkan kalkulasi BKF, kenaikan UMP dapat menimbulkan dampak inflasi sebesar 0,2-0,3%, sedangkan melemahnya nilai tukar rupiah dapat memberikan tekanan akibat kenaikan harga barang-barang impor sebesar 0,1%. (bas)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper