Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI PETROKIMIA: Atasi lonjakan impor, pemerintah dorong investasi pabrik baru

JAKARTA: Pemerintah mendorong investor untuk membangun sejumlah pabrik petrokimia baru karena potensi pasar dalam negeri yang besar dengan kebutuhan yang diproyeksikan mencapai 5,5 juta ton pada 2016.

JAKARTA: Pemerintah mendorong investor untuk membangun sejumlah pabrik petrokimia baru karena potensi pasar dalam negeri yang besar dengan kebutuhan yang diproyeksikan mencapai 5,5 juta ton pada 2016.


Panggah Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, mengatakan pembangunan pabrik baru merupakan skenario yang dapat dijalankan dalam waktu dekat ini untuk memenuhi kebutuhan petrokimia di dalam negeri.


“Kebutuhan industri plastik terhadap produk petrokimia terus meningkat yang memicu lonjakan impor,” katanya, Selasa (15/1).


Pihaknya menyiapkan dua skenario utama untuk memenuhi peningkatan konsumsi petrokimia domestik dalam beberapa tahun ke depan yakni membangun industri yang terintegrasi dan menambah sejumlah pabrik baru.


Dia menjelaskan skenario pertama akan dilaksanakan dengan membangun 3 kilang minyak berkapasitas masing-masing 300.000 barel per hari yang terintegrasi dengan pabrik petrokimia untuk memasok energi dan bahan baku pabrik olefin dan aromatik.


“Investasinya diperkirakan butuh sekitar masing-masing US$4 miliar,” ujarnya.


Selain itu, lanjutnya, pembangunan pembangunan naphtha cracker baru dengan kapasitas 1 juta ton ethylene per tahun dengan nilai investasi sekitar US$1 miliar dan pabrik aromatik baru berkapasitas 500.000 ton juga perlu dilakukan.


Menurutnya, skenario mengembangkan industri petrokimia terintegrasi membutuhkan investasi sekitar US$18 miliar dan ditargetkan dapat rampung pada 2015 dengan catatan adanya investor yang tertarik dengan program tersebut.


“Memang mengembangkan kawasan industri petrokimia yang terintegrasi agak sulit dan membutuhkan waktu yang lama,” katanya. (arh)


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper