JAKARTA: Pengusaha Indonesia dan Slovakia menandatangani enam nota kesepahaman (MoU) kerjasama di bidang energi dan sumber daya alam dengan total nilai investasi sebesar US$1,4 miliar.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan Slovakia memiliki keunggulan di bidang manufaktur, teknologi, dan kelistrikan.
Untuk itu, Indonesia hendak menjalin kerjasama pemerintah swasta (public private partnership/PPP) dengan pebisnis Slovakia.
"Semuanya program tidak berkaitan utang atau loan dan tidak dibiayai APBN, tetapi murni melalui pengembangan PPP atau murni oleh investor swasta. Nilainya US$1,4 miliar," ujarnya seusai acara Forum Bisnis Indonesia-Slovakia ke-VII, Senin (10/12/2012).
Hatta memaparkan MoU yang ditandatangani dalam forum bisnis tersebut mencakup proyek penyediaan listrik untuk kawasan industri Kabil di Batam.
Kerja sama proyek ini ditandatangani PT Pembangunan Kota Batam, PT Tria Talang Emas, dan PT Kabil Citranusa.
MoU kedua ditandatangai Istro Energo Group of Slovakia, EPC Constractor, Exim Bank of Slovakia, dan PT Tria Talang Emas terkait komitmen pembiayaan pembangkit listrik 2x60 MW di kawasan industri Kabil, Batam.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Internasional Rizal Afandi Lukman menambahkan proyek pembangkit listrik itu diproyeksi membutuhkan investasi senilai US$180 juta.
Delegasi bisnis asal Slovakia yang dipimpin langsung oleh Menteri Ekonomi Slovakia Thomas Malatinsky itu juga menandatangani MoU pembangunan pabrik semen di Kalimantan Timur dengan Lippo Group.
Pebisnis Slovakia yang berkomitmen untuk ikut menggarap proyek tersebut adalah Keramoprojekt and Finapra Financial Group.
Selain itu MoU untuk mengembangkan pembangkit listrik 600 MW antara BP Batam, PT Pembangunan Kota Batam, PT Tria Talang Emas, Saratoga Group, dan Pemerintah Kota Batam.
"Ditambah MoU bersama dengan Singapura untuk melihat kemungkinan ekspor listrik ke Singapura," tutur Hatta.
Dengan Singapura lewat kerjasama antara PT Tria Talang Emas dengan YTL Power Seraya PTe limited of Singapore untuk membangun jaringan distribusi listrik berkapasitas minimum 600 MW dengan menggunakan transmisi kabel bawah laut.
Pada kesempatan tersebut, perusahaan pembangkit listrik asal Slovakia Istro Energo Group dan PT Imeco Inter Sarana juga menandatangani komitmen untuk turut berpartisipasi dalam lelang proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) 200 MW di Arun yang akan diselenggarakan PLN.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menjelaskan proyek tersebut diestimasi membutuhkan investasi sebesar US$200 juta.
"Mereka sudah menyatakan akan berpartisipasi dalam projek PLN yang sekarang sudah masuk proses bidding. Proyeknya cukup besar US$200 juta," katanya. (ra)