JAKARTA--Ekspansi industri bubur kertas di masa mendatang dinilai kian mengancam terjadinya deforestasi besar-besaran hutan Kalimantan dan Papua karena masih tergantungnya pasokan bahan baku industri tersebut pada hutan alam.
Hal itu disampaikan dalam laporan Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGF) pada Jumat (07/12), IWGFF adalah forum yang terdiri dari pelbagai organisasi lingkungan yakni Walhi, CIFOR, WWF, INFID, FWI dan Telapak, serta beberapa individu pemerhati kehutanan, dan keuangan.
Willem Pattinasarany, Koordinator IWGFF, mengatakan proyek penambahan kapasitas pabrik oleh sejumlah perusahaan di antaranya adalah Grup Korindo, APP, Djarum, dan Medco tidak akan mampu menyediakan seluruh bahan baku dari hutan tanaman.
"Karena hanya akan mampu menyediakan 51,6 % dan diperkirakan sisanya atau 48,4 % akan dipasok dari hutan alam," kata Willem dalam siaran pers di Jakarta. "Bahan baku yang akan dipasok kepada seluruh grup perusahaan ini baik dari hutan tanaman maupun hutan alam diperkirakan akan melalui proses pembukaan lahan."IWGF menyatakan hal itu terjadi karena target produksi pulp yang terlalu tinggi dan melebihi ketersediaan area efektif yang ada. Selain itu, adalah kinerja penanaman hutan tanaman industri (HTI) yang lambat serta produkstifitas HTI yang rendah. (if)