NUSA DUA:-Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) memperkuat sistem deteksi dini krisis (early warning system) guna mengantisipasi risiko krisis dan meminimalisir dampak buruk krisis terhadap perekonomian nasional.
Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo selaku Ketua FKSSK mengatakan situasi ekonomi global masih dalam kondisi yang tidak terlalu baik. Situasi ini harus diwaspadai dengan meningkatkan koordinasi dan merancang mekanisme respon atas risiko krisis di sektor finansial, termasuk early warning system.
Dia mengemukakan FKSSK yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan memiliki sistem deteksi krisis di masing-masing institusi.
"Early warning system ini sudah dijahit dalam FKSSK yang akan merespons lebih jauh apabila 1 dari 4 institusi ini melihat adanya eskalasi krisis dalam sistem keuangan,” katanya dalam seminar tertajuk Financial Stability Through Effective Crisis Management and Inter-Agency Coordination hari ni (6/12).
Di Kementerian Keuangan, paparnya, early warning system terdapat di Bappepam-LK, Ditjen Pengelolaan Utang, dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Sistem itu mencakup monitoring dan analisis indikator-indikator di sektor fiskal, pasar modal dan pasar obligasi.
Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, menyatakan FKSSK akan mengkonsolidasi early warning system yang dimiliki masing-masing institusi. Konsolidasi dan koordinasi tersebut, lanjutnya, akan dituangkan dalam rancangan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) yang siap dibahas dengan DPRD. (yus)