JAKARTA: McKinsey Global Institute mengungkapkan penggunaan sumber energi nonkonvensional sebesar 20% dari seluruh kebutuhan nasional dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada BBM dan batu bara sebesar 15% dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 10%.Chairman McKinsey Global Institute Raoul Oberman menilai pengelolaan sumber daya alam dan energi merupakan tantangan yang harus dihadapi Indonesia untuk menjadi negara dengan perekonomian ke-7 terbesar di dunia pada 2030."Indonesia perlu mengelola sumber daya dengan efisien, misalnya dengan menggunakan energi dari sumber-sumber non-konvensional," ungkapnya dalam dalam acara Penyatuan Visi Bersama menuju Indonesia Maju 2030, Selasa (13/11/2012).Oberman menuturkan pasokan energi nonkonvensional, a.l. berasal dari bahan bakar nabati, tenaga panas bumi (geothermal), dan biomassa."Kalau ini digunakan, 15% BBM bisa dikurangi, gas rumah kaca berkurang 10%, kebutuhan energi turun 15% pada 2030," tuturnya.Selain itu, McKinsey juga merekomendasikan agar Indonesia menggunakan metode yang lebih efisien pada pembangkit listrik, memperbaiki sistem transportasi, dan membangun gedung yang ramah lingkungan.Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung mengungkapkan seiring bertambahnya jumlah penduduk, konsumsi energi di Indonesia akan semakin meningkat. Namun, efisiensi penggunaan BBM dengan melakukan penyesuaian harga jual BBM bersubsidi dinilai merupakan kebijakan fiskal yang ada di tangan pemerintah."Itu kan kebijakan fiskal. Kalau kita bicara jangka pendek, kita bisa bicarakan. Kalau bicara visi, kan sudah jelas presiden maunya apa," ujarnya.Dalam acara yang digelar KEN, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa apabila perekonomian dalam keadaan krisis, pemerintah akan memberikan stimulus ekonomi meskipun harus menguras "kantong" pemerintah."Kalau kantong itu harus kempis, siapa yang boleh kempis, jangan rakyat. Kalau rakyat kempis, maka mereka tidak bisa membeli apa yang mereka perlukan," katanya.SBY menuturkan dalam situasi krisis, pemerintah bertekat akan menjaga daya beli masyarakat. Meskipun penghasilan negara berisiko turun, fiskalnya tidak cantik, dan statistiknya tidak indah.Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan subsidi BBM harus menjadi lebih tepat sasaran. Dengan begitu, porsi subsidi BBM dapat ditekan."Kita menggunakan subsidi tepat sasaran dengan demikian jumlah subsidinya berkurang otomatis. Jangan dibalik, kalau dibalik marah nanti rakyat, loh kok subsidi kami dikurangi," ungkapnya.Hatta mengungkapkan pengendalian subsidi BBM menjadi sangat penting guna mencegah kebocoran dan penyalahgunaan BBM bersubsidi.McKinsey memproyeksikan pasar energi Indonesia bisa mencapai nilai US$270 miliar pada 2030. Namun, potensi terbesar, masih berasal dari minyak, gas, dan batu bara, yakni sekitar US$150 miliar.(bas)
BBM & BATU BARA: Indonesia Bisa Kurangi Konsumsi 20% Dengan Energi Alternatif
JAKARTA: McKinsey Global Institute mengungkapkan penggunaan sumber energi nonkonvensional sebesar 20% dari seluruh kebutuhan nasional dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada BBM dan batu bara sebesar 15% dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Diena Lestari
Editor : Aang Ananda Suherman
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
43 menit yang lalu
Tax Amnesty Jilid III, Dari Siapa dan Untuk Siapa?
55 menit yang lalu
Scott Bessent Ditunjuk jadi Menkeu AS, Pasar Saham Menghijau
1 jam yang lalu